PT Pertamina (Persero) terus mendorong percepatan program gasifikasi sebagai inisiatif strategis menyambut transisi energi melalui sinergi subholding. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan utilisasi liquefied natural gas (LNG) domestik.
Upaya tersebut diwujudkan melalui kerja sama antara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) atau PGN sebagai subholding gas dan PT Pertamina International Shipping (PIS) sebagai subholding Shipping dan Integrated Marine Logistic Company, Minggu, (27/6/2021). Tujuannya, untuk optimasi pengelolaan dan LNG nasional yang terintegrasi di Pertamina Group.
Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan head of agreement (HoA) kerja sama mengenai penyediaan LNG carrier (kapal LNG) dan fasilitas bunkering LNG oleh Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto dan Direktur Utama PIS Erry Widiastono. Proses penandatangan HoA disaksikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Kerja sama tersebut diproyeksikan akan meningkatkan pemanfaatan volume LNG hingga 270 billion british thermal unit per day (BBTUD).
Baca Juga: Dukung UMKM Sektor Perikanan, ini yang Dilakukan Pertamina
Baca Juga: Kinerja Positif Kala Pandemi, Pertamina Power Indonesia Cetak Laba US$14 Juta
Adapun kolaborasi tersebut meliputi dua hal. Pertama, penyediaan LNG carrier oleh PIS dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan proyek serta kegiatan trading LNG PGN.
Kedua, penyediaan LNG dan fasilitas bunkering oleh PGN guna mengonversi kapal-kapal PIS yang berbahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar berbasis LNG. Pilot project ditargetkan pada lima kapal support vessel (new build) milik PIS.
Kolaborasi tersebut tidak saja berimplikasi secara bisnis, tetapi juga sebagai wujud komitmen penerapan environmental, social and governance (ESG) di Pertamina Group dalam rangka mengurangi emisi karbon atau dekarbonisasi.
Pada kesempatan itu, Nicke menyampaikan, kerja sama internal ini menjadi captive market serta akan membawa hal positif bagi PGN dan PIS. Kerja sama ini pun akan berlanjut ke subholding lain. Dengan demikian, peran kedua subholding dalam persaingan pasar eksternal semakin kuat.
Menurutnya, sinergi tersebut sangat diperlukan. Sebab, di masa depan PGN akan berperan penting dalam transisi energi di Indonesia. Khususnya, dalam energi hijau yang memerlukan resources besar dan tidak dapat dikerjakan sendiri.
“Bagi PIS, penyediaan LNG dan fasilitas LNG bunkering untuk mendukung PIS dalam mengoperasikan eco-green vessel sejalan dengan penerapan standar global International Maritime Organization (IMO) 2020," kata Nicke dalam keterangan pers, Minggu (27/6/2021).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Fajar Sulaiman