Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Pertama, cuitan Kemal pada 12 September 2020. Bunyinya: Gubernur DKI Tol*l. Kedua, cuitan 16 September 2020: Gubernur DKI Makin Gobl*k. Ketiga: Jangan...! Tapi juga jangan milih sampah untuk jadi Gubernur, lihat Jakarta dipimpin oleh sampah dan dipilih oleh 58 persen warga Jakarta. Dan terakhir, keempat: Gubernur DKI dong*k.
Akun lain, yakni @TRendusara me-mention Menko Polhukam Mahfud MD terkait cuitan kasar itu. “Prof @mohmahfudmd bagaimana republik ini bisa berbangsa dengan damai, aman & tentram jika negara mengangkat seseorang jadi komisaris, orang yang tak beradab,” kicaunya.
Sementara akun @Hilmi28 menandai Menteri BUMN Erick Thohir. Meminta agar anak buahnya yang berkata kasar dievaluasi. Sebab, sejak jadi Menteri BUMN, Erick mengusung jargon Akhlak. “Assalamu’alaikum Pak @erickthohir, mohon dievaluasi semua jajaran komisaris BUMN yang nirakhlaq,” sarannya.
Tadi malam, Kemal yang jadi buah bibir netizen akhirnya minta maaf. Lewat secarik keterangan yang diposting di akun Twitternya. Di paragraf awal, ia menyampaikan kondisi Covid-19 gelombang kedua, yang bikin banyak kerabatnya terjangkit. “Hingga saat ini mereka belum mendapatkan perawatan,” tulisnya.
Sebab, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Jakarta sudah sangat minim. “Beberapa sudah mencoba RS Swasta. Namun statusnya masih waiting list. Bahkan di salah satu RS Swasta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan sudah mencapai waiting list nomor ke 80,” sambung Kemal.
Karena ia mengaku kaget, ketika mendapatkan pernyataan Anies yang menyebutkan bahwa DKI masih bisa menampung pasien Covid. Sementara ia mengaku sudah cek kemana-mana hasilnya nihil.
“Akibatnya, emosi saya terpancing. Mengingat banyak kerabat dekat yang belum bisa mendapatkan penanganan dengan status CT yang kurang baik,” tandasnya.
Sebagai anak dan orang tua, Kemal mengaku gundah ketika ada anggota keluarganya yang terpapar Covid. Ia sadar, harusnya menahan diri dan tidak sampai mengeluarkan kata-kata kasar. “Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya jika ada teman yang merasa tersinggung dengan cuitan saya tersebut,” ucapnya.
“Saya berharap dan berdoa Pak Anies mampu menjaga kinerja, memberi rasa aman bagi warga Jakarta. Sekali lagi minta maaf atas cuitan saya,” sambung Kemal.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyayangkan keluarnya kata-kata kasar dari seorang pejabat BUMN. Sikap Kemal itu telah menodai jargon “ahlak” yang digaungkan Erick Thohir.
Sebagai orang yang sama-sama bekerja untuk negara, kolaborasi itu penting. Bukan lantas saling memaki di ruang publik. “Sangat tidak layak, siapapun dia,” kritik Ujang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: