Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ucapkan Selamat HUT Partai Komunis China, Megawati Diomongin Netizen

Ucapkan Selamat HUT Partai Komunis China, Megawati Diomongin Netizen Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi -

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri lagi diomongin netizen. Gara-garanya, Mega memberi ucapan selamat hari ulang tahun (HUT) ke-100 Partai Komunis China (PKC).

Ucapan selamat itu direkam dalam video berdurasi 2.01 menit dan jadi viral. Bahkan, masuk trending topik Twitter hingga semalam.

Baca Juga: Begini Pujian yang Dilontarkan Megawati kepada Partai Komunis China

Dalam video itu, Mega mengenakan baju berwarna merah dengan bendera Merah Putih dan bendera PDIP berada di belakangnya. Sambil memegang secarik kertas yang diletakkan di atas meja, lengkap dengan dua pulpen disamping kirinya, Mega terlihat santai mengucapkan Dirgahayu PKC yang ke-100. Kedua matanya fokus dan sesekali menatap kemera di hadapannya.

Menurut dia, saat ini dunia sedang menyaksikan banyak kemenangan dicapai masyarakat China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping. “Di bawah panji besar sosialisme, berkepribadian ala China, Partai Komunis China berhasil memenangkan dukungan rakyat untuk maju bersama memakmurkan dan menyejahterakan rakyat China di segala bidang,” kata Mega.

Presiden kelima RI itu berpendapat PKC berhasil mengonsolidasikan persatuan besar rakyat Tiongkok. Salah satunya dengan memperkuat persatuan putra-putri bangsa China di dalam maupun di luar negeri.

Mega berharap, hubungan persahabatan antara 1,4 miliar rakyat China dengan 271 juta rakyat Indonesia, akan tetap abadi selamanya. “Sekali lagi, selamat hari jadi yang ke 1 abad Partai Komunis China,” ucap Mega.

Warganet langsung heboh menyoroti video Mega itu. Founder AMI Group dan AMI Foundation, Azzam Mujahid Izzulhaq di akun @Azzamizzulhaq menyayangkan ucapan Mega itu. Dia membandingkan ucapan Mega ke PKC dengan ucapan tentang kemerdekaan Palestina dan muslim Uighur di China.

“Membela perjuangan muslim Palestina, muslim Uighur di Xinjiang China, dan atau yang lainnya langsung dituduh intoleran radikalis. Sementara yang bahkan melakukan pembelaan terhadap Israel hingga mengucapkan selamat kepada Partai Komunis China ngakunya nasionalis Pancasilais,” tweet Azzam.

“Betul Pak, tapi anehnya masih ada saja yang memilih partainya. Kenapa?” tanya @R3vr4. “Akar rumput partai tersebut sangat kuat, Pak. Belum lagi organisasi sayap mahasiswa,” jawab @susilohidayat_.

 

Ada juga warganet yang mendesak MUI turun tangan. “Saya malah tidak mengerti dengan MUI yang masih diam seribu bahasa. Kemana semangat mereka?” seloroh @inal888. “MUI-nya ditekan terus penguasa. Yang paling lantang nahi mungkar sudah tiada,” jujur @Gelar07166814.

Di dunia nyata, kritikan ke Mega juga muncul. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurniasyah menilai Mega keliru mengucapkan ulang tahun ke PKC. Karena komunis memiliki kesan negatif di Tanah Air.

“Meskipun ucapannya normatif, tapi melihat status politik Indonesia terkait komunisme, jelas ucapan Mega menjadi sorotan,” cetus Dedi saat dihubungi, kemarin.

Sementara itu, politisi senior Banteng, Hendrawan Supratikno heran kenapa ucapan Dirgahayu Mega kepada PKC dipermasalahkan. “Apa yang salah dengan menyampaikan selamat ultah ke-100 untuk Partai Komunis China?” tanya Hendrawan, kemarin.

Menurut dia, wajar Mega sebagai Ketua Umum PDIP mengucapkan selamat ulang tahun ke ketua umum parpol lain. Sekalipun itu ketua umum partai di luar Indonesia.

Menurut dia, tindakan bosnya itu sebagai ekspresi persahabatan dan saling menghormati satu sama lain. “Itu menunjukkan kita adalah bangsa yang beradab, bangsa yang menjunjung tinggi persahabatan dalam pergaulan antarbangsa,” papar anggota DPR Komisi XI itu.

Kata Hendrawan, PDIP bukan hanya mengucapkan ulang tahun kepada PKC semata saat berulang tahun. Toh, PDIP kerap kali melakukan hal yang sama kepada Partai Kongres di India, Partai LDP di Jepang dan partai lain di banyak negara. “China sekarang adalah negara super power, negara dengan ekonomi pasar yang maju,” tutur Hendrawan.

Kemudian Hendrawan meminta masyarakat untuk tidak parno terhadap negara komunis. Justru, seharusnya masyarakat Indonesia memajukan peradaban. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: