Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Hukum 'Tampar' Keras Megawati, Bawa-bawa Presiden Jokowi

Pakar Hukum 'Tampar' Keras Megawati, Bawa-bawa Presiden Jokowi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri usai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/5/19). Dalam kesempatan tersebut, Megawati dan Try Sutrisno mengucapkan selamat atas hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang telah diumumkan KPU. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mendadak buka suara terkait sikap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang diketahui mengucapkan selamat atas ulang tahun ke-100 Partai Komunis China.

Refly Harun blak-blakan, bahwa ucapan Megawati tidak salah secara hukum. Namun, dia menilai ucapan Megawati salah secara konteks.

Hal tersebut diungkapkan Refly Harun dalam video berjudul "Megawati Kagum dan Ucapkan Selamat HUT Partai Komunis China! Netizen Ramai" yang disiarkan melalui kanal YouTube miliknya.

Baca Juga: PDIP Simak! Jika Ini Terjadi, Jokowi Bisa Kalahkan Megawati

Tak hanya itu, Refly Harun yang menyoroti Megawati juga mengungkit Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pernah menyebut bipang ambawang saat pidato di masa lebaran Idulfitri.

"Secara hukum tidak ada yang salah. Salahnya adalah konteksnya. Sama seperti Presiden Jokowi ucapakan Bipang ketika menyarankan oleh-oleh lebaran, dan lebaran itu lebaran umat Islam. Kan tidak mungkin membeli babi panggang. Bagaimanapun konteksnya tidak tepat," jelas Refly Harun dikutip, Minggu (4/7).

Menurut akademsi ini, apabila pemimpin partai atau mantan presiden melakukan hal demikian, tak ubahnya sama seperti menghilhami generasi muda untuk menirunya.

"Bayangkan kalau ada pemimpin partai atau mantan presiden yang puji-puji partai komunis China dan keberhasilannya, maka ini seperti mengilhami generasi muda untuk menirunya," bebernya.

Refly Harun mengungkapkan, perekonomian China bisa melejit karena mengorbankan sesuatu, sampai berkembang otoritarianisme.

"Jangan lupa China bisa tumbuh jadi imperialisme. Polanya sama, ada kapitalisme internasional. Bukan negeri yang pantas kita ucapkan selamat," jelasnya.

Pengamat politik ini pun mengatakan, hal itu berbahaya bagi kedaulatan NKRI, sehingga ia berpesan agar selalu hati-hati supaya kelak tidak menyesal.

"Jadi jangan sampai menyesal nanti sebagian wilayah ini ditempati mereka-mereka yang memiliki capital modal. Ini tidak sesaui semangat Bung Karno," tegas Refly Harun.

Seperti diketahui, Sebelumnya petinggi PDIP Hendrawan Supratikno heran kenapa ucapan Megawati ke Partai Komunis membuat heboh. Hendrawan sebut apa yang dilakukan Megawati terpuji dan mempertanyakan apa yang salah?

Menurutnya, ucapan selamat ulang tahun Partai Komunis dari Megawati merupakan hal biasa.

"Benar, itu ibu Ketum (PDIP). Lalu, apa yang salah dengan menyampaikan selamat ultah ke-100 untuk Partai Komunis China?" jelas Hendrawan Supratikno, Sabtu (3/7).

Baca Juga: Nggak Main-Main Belain Jokowi, Denny Tampar Omongan Anak Buah AHY: Kaum Sombong, Merasa Darah Biru

Hendrawan mengungkapkan, memberi ucapan selamat ulang tahun kepada pihak lain merupakan ekspresi persahabatan dan sikap yang terpuji.

Karenanya, pihaknya meminta publik tak perlu mengumbar kedengkian atas ucapan selamat Megawati Soekarnoputri terhadap Partai Komunis China tersebut.

Saling hormat-menghormati dalam kehidupan antarbangsa itu (sikap) terpuji. Jangan bisanya mengumbar keirian dan kedengkian, tapi malas membangun pencerahan kolektif berbasis ilmu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: