Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Dihantam Badai Seroja NTT, PLN Bangun 3 Tower Listrik Permanen

Usai Dihantam Badai Seroja NTT, PLN Bangun 3 Tower Listrik Permanen Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) telah menyelesaikan pembangunan tiga tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilo Volt(kV) sebagai pengganti tower darurat (tower emergency) yang sudah dioperasikan sejak 18 April 2021 seusai Badai Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pengoperasian tiga tower ini dilakukan pada 3 Agustus 2021 pukul 17.41 WITA, lebih cepat dari target awal yaitu 31 Agustus 2021. Untuk menyelesaikan pembangunan tiga tower ini PLN mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp9,9 Miliar. 

Baca Juga: Sesalkan Insiden Perlakuan Kasar ke Petugas, PLN Minta Pelaku Diproses secara Hukum

"Pekerjaan ini adalah langkah akhir pemulihan pasca bencana alam Badai Seroja pada awal April 2021," Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, Kamis (5/8/2021)

Dengan beroperasinya tiga tower permanen ini membuat kelistrikan di Pulau Timor menjadi lebih andal. Jalur transmisi Maulafa-Naibonat saat menggunakan tower darurat hanya beroperasi satu saluran saja, dengan tower permanen kini kembali menjadi dua saluran beroperasi. 

"Tower darurat memang dibangun untuk sementara agar listrik dapat cepat menyala pasca bencana, sambil menunggu tower permanen ini selesai. Dan puji syukur, saat ini tower permanen sudah bisa beroperasi," tambahnya. 

Saat ini sistem kelistrikan Pulau Timor memiliki daya mampu 185 Megawatt (MW) dengan beban puncak 95 MW. 

Huda menambahkan, pembangunan tower ini dilakukan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Universitas Nusa Cendana. Dari hasil survey tersebut, diketahui bahwa adanya retakan-retakan tanah dan longsoran yang cukup masif dan luas setelah Badai Seroja berlangsung. 

Atas temuan tersebut, PLN mulai melakukan perencanaan dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk dilakukan pembersihan. Selanjutnya dilakukan pengecekan titik koordinat, pengujian campuran beton, dan mobilisasi alat berat untuk persiapan kerja. 

PLN pun harus membangun pondasi borepile yang dikhususkan untuk daerah rawan longsor dengan kerja siang dan malam demi percepatan. 

“Keberhasilan pengoperasian tower permanen tersebut berkat sinergitas PLN Grup dari PLN UW NTT, PLN UIP Nusra dan anak perusahaan PLN PJB yang diwakili PT Rekadaya Elektrika yang memastikan pekerjaan ini berjalan lancar dan baik di tengah pandemi,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: