"ICW harus berani mengakui salah. Apabila anda minta maaf dan menarik statement, ICW akan dicatat gentlement dan disayangi rakyat. Anda punya peluang menjadi lembaga yang elegant dan sangat simpati," lanjut Joko.
Joko yang merupakan anggota HKTI mulai dari era Ketua Umum Siswono Yudohusodo, Prabowo Subianto, Oesman Sapta Odang hingga Moeldoko saat ini meminpin HKTI, merasa tersentuh rasa korsanya saat HKTI dituduh oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Hati-hati ICW, konsentrasi pada urusan-urusan korupsi yang banyak mangkrak tak tertangani. Jangan terjebak dengan kasus yang tidak jelas serta prematur," imbuhnya.
"Kemungkinan sangat besar ada trik dan intrik politik yang memanfaatkan situasi pandemi untuk keuntungan politiknya. Allah akan memberlakukan azab yang berat pada oknum maupun lembaga yang tergoda melakukan kiat politik sesat disaat pandemi yang sedemikian seram dan mencekam," lanjut Joko.
Menurut Joko, saat ini lepas dari segala kekurangan pemerintah dalam mengendalikan Covid-19, rakyat relatif masih setia mengamininya. "Karena memang mayoritas rakyat memiliki moral yang cukup mampu memahami bahwa pemerintah telah bekerja/berihtiar secara sangat serius serta mati-matian," jelas Joko.
Dalam sepengetahuannya, HKTI memiliki AD/ART yang kuat menjaga anggota maupun pimpinannya untuk berjalan dalam rel hukum yang berlaku.
"Sejarah mencatat, tidak ada Anggota atau Pimpinan HKTI yang tidak tombok disetiap kegiatan, boro-boro dapat uang," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil