Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Lebih dalam Taliban, dari 'Mahasiswa', 9/11, hingga Tujuan Jihad di Afghanistan

Mengenal Lebih dalam Taliban, dari 'Mahasiswa', 9/11, hingga Tujuan Jihad di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Mohammad Asif Khan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan jajaran pemerintahannya telah melarikan diri sebelum para gerilyawan bersenjata Taliban merebut ibu kota Kabul melalui serangan kilat.

Kembali berkuasa setelah tersingkir selama 20 tahun, kelompok garis keras Taliban diperkirakan akan menerapkan pembatasan ketat terhadap kehidupan warga Afghanistan.

Baca Juga: Arab Saudi Minta Taliban Lindungi Warga Afghanistan

Berikut ini beberapa latar belakang perkembangan terakhir di sana, dan mengapa kembalinya pemerintahan Taliban membuat banyak orang mencemaskan masa depan Afghanistan.

Siapa Taliban?

Taliban atau "mahasiswa" dalam bahasa Indonesia diyakini banyak pihak sebagai kelompok Islam ekstremis yang ingin menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum agama di Afghanistan.

Kelompok ini berasal dari pejuang Mujahidin yang didukung Amerika Serikat, gerilyawan Islam fundamentalis, yang memerangi Uni Soviet di Afghanistan pada 1970-an dan 1980-an.

Pada 1990-an, Taliban mulai mengonsolidasikan kekuatan dan merebut beberapa wilayah dalam perang saudara melawan pasukan pemerintah dan milisi yang dipimpin oleh panglima perang setempat.

Pada tahun 1996 para militan Taliban berhasil menguasai Kabul, memaksa presiden saat itu untuk melarikan diri, dan mengantarkan periode kekuasaan Taliban di seluruh negeri.

Namun sebagian kecil wilayah negara itu tetap berada di luar kendali Taliban. Sebagian besar negara lain juga menolak mengakui pemerintahan Taliban.

Rezim mereka dikenal brutal dalam membantai lawan-lawannya, bersekutu dengan kelompok teroris, menindas hak-hak perempuan, menerapkan bentuk hukuman yang kejam, termasuk menghancurkan situs kuno.

Koalisi negara-negara barat melakukan invasi untuk menggulingkan rezim Taliban setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Pasukan gabungan yang dipimpin Amerika Serikat, termasuk pasukan Australia, melakukan serangan untuk menghancurkan Taliban yang melindungi Usamah bin Laden dan gerakan teroris Al Qaeda-nya.

Taliban dengan cepat digulingkan dari kekuasaan, tapi kelompok ini terus hidup, melancarkan taktik perang gerilya selama 20 tahun melawan AS, sekutunya, dan tentara Afghanistan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: