Gawat, Anak Angkat di Afghanistan Hadapi Ketidakpastian Masa Depan karena...
Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
Mujtaba menyebut Norman menyukai musik, mendapat nilai terbaik di sekolah, dan ingin menjadi insinyur atau dokter. Noman tampaknya menderita diabetes dan masalah medis lainnya yang mungkin berasal dari masalah nutrisi lain.
"Kami tidak begitu yakin persis apa masalahnya begitu kami tiba di sini. Dia baik-baik saja untuk jangka waktu tertentu dan sayangnya, dia tidak," ujar Mujtaba.
Mujtaba adalah warga negara AS yang bermigrasi dari Afghanistan 40 tahun yang lalu. Setelah Taliban terlantar dua dekade lalu, dia kembali pada 2005 ke negara kelahirannya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Dia mengunjungi Noman 10 kali selama beberapa tahun terakhir, tinggal tiga hingga lima pekan sekaligus. Sedangkan istrinya adalah warga AS yang belum pernah ke Afghanistan dan bertemu dengan Noman, meski sudah jatuh hati.
Data Departemen Luar Negeri mengatakan adopsi AS dari Afghanistan relatif jarang dibandingkan dengan adopsi dari negara lain. Dari 1999 hingga 2019, 41 anak Afghanistan diadopsi oleh keluarga AS.
Jumlah tersebut jauh lebih sedikit daripada negara-negara lain di kawasan itu, termasuk 148 anak-anak dari Iran dan 667 dari Pakistan. Negara-negara lain seperti China, Ukraina, dan Kolombia telah menyaksikan ribuan anak diadopsi oleh keluarga AS selama dua dekade terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: