Selain merugikan Anies Baswedan karena pernyataanya soal Taliban, Jusuf Kalla juga disarankan untuk memilih sebagai king maker ketimbang kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, Minggu (22/8). Menurut Ujang, pernyataan Jusuf Kalla terkait Taliban akan memberi dampak politik penjegalan dari para lawan politiknya.
Selain itu, Ujang mengamati momentum bekas pasangan Presiden Joko Widodo di periode pertamanya itu sudah lewat. JK, kata Ujang lebih baik mengubur mimpi sebagai Capres dan memilih sebagai king maker di Pilres 2024.
Apalagi, dalam pengamat Ujang sejauh ini tren elektabilitas mantan Menko Kesra era Kabinet Gotong Royong Megawati itu sudah menurun.
"Momentum dirinya (JK) di politik Indonesia sudah lewat. Terkait dengan elektabilitas juga berat. 2024 itu JK bukan nyapres. Tapi king maker," demikian kata Dosen Universitas Al Azhar Indonesia ini.
Sebelumnya, JK menyebut mundurnya Amerika Serikat dari Afghanistan karena AS ingin ada perang saudara antara kelompok Taliban dan Tentara Afghanistan.
JK belakangan kerap bicara soal Taliban. Sebagai sosok yang menjadi juru runding perdamaian Afghanistan, pernyataan JK dinilai kontraproduktif.
Bahkan, apa yang disampaikan JK dinilai merugikan orang dekatnya. Salah satunya Anies Baswedan yang digadang-gadang banyak kalangan layak menjadi Presiden di tahun 2024 mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat