Ganjar-Anies Masih Kejar-kejaran, Tapi Prabowo Tetap Juara Apapun Surveinya: Sisa Pilpres 2019
Sementara, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono cenderung stagnan dari April ke Juli 2021. Yakni mentok di 5,4 persen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, yang masuk dalam 6 besar capres potensial, elektabilitasnya juga turun. Dari 6,7 persen ke 5,4 persen.
Selain survei yang dirilis Indikator Politik, elektabilitas Prabowo juga di puncak dalam survei yang digelar Litbang Kompas pada Mei lalu, dengan elektabilitas 16,4 persen. Survei Parameter Politik yang dirilis pada Juni lalu juga menempatkan prabowo di posisi nomor 1, dengan elektabilitas 18,3 persen.
Prabowo juga menang di survei Indostrategic. Prabowo meraup elektabilitas 17,5 persen di survei yang digelar pada periode 23 Maret hingga 1 Juni 2021. Demikian halnya survei yang digelar Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Menhan meraup elektabilitas hingga 23,5 persen.
Sementara di survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pimpinan Djayadi Hanan, tingkat elektabilitas sebesar 22,5 persen. Dengan jumlah itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga ada di atas.
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, konsistennya Prabowo berada di puncak elektabilitas hampir semua lembaga survei tak terlepas dari tabungan elektoralnya di Pilpres 2019. “Pak Prabowo kan punya tabungan elektabilitas, sisa Pilpres 2019 kemarin. Jadi wajar kalau dia punya elektabilitas paling tinggi saat ini,” kata Hensat, sapaan akrabnya, tadi malam.
Namun, ia tidak dapat memastikan elektabilitas Prabowo ini bakal terus tinggi atau tidak hingga 2024. “Buktinya, di 2 pemilu sebelumnya, dia tidak pernah menjadi paling tinggi. Selalu kalah dari Jokowi. Nah sekarang, Pak Jokowi nggak ada, apakah dia bisa mengalahkan Anies Baswedan, atau lainnya. Itu kita perlu buktikan nanti,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq