Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei: 75% Perbincangan Masyarakat di Medsos Kecewa Kondisi Pandemi, Alasannya...

Survei: 75% Perbincangan Masyarakat di Medsos Kecewa Kondisi Pandemi, Alasannya... Kredit Foto: Unsplash/Rami
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei terbaru yang dilakukan Data Analyst Continum Data Indonesia menemukan bahwa sebanyak 75 persen perbincangan di media sosial didominasi oleh sentimen negatif masyarakat yang kecewa dengan kondisi pandemi yang tidak terkendali.

Survei yang dilakukan pada periode 1 Juli-15 Agustus 2021 ini diambil dari akun media sosial terutama Twitter sebanyak 3,45 juta orang di 34 provinsi di Indonesia. Menurut Data Analyst Continum Data Indonesia, Muhammad Azzam, kekecewaan masyarakat terjadi karena kelangkaan dan mahalnya obat-obatan, penuhnya rumah sakit, hingga tunggakan pembayaran rumah sakit oleh pemerintah.

Baca Juga: Twitter Uji Coba Fitur Baru Serupa Facebook

"Pada saat awal PPKM Darurat banyak yang mengkritisi harga-harga obat, vitamin yang melambung drastis karena ada yang menimbun obat-obat itu. Kemudian, ada juga yang mengkritisi dengan RS yang menunggak biaya rumah sakit hingga triliunan kemudian PPKM diperpanjang sama 6 minggu, tapi harga obat dan oksigen tetap mahal," ujar Azzam.

Menurut data tersebut, masyarakat mengungkapkan rasa kecewanya karena PPKM yang diperpanjang, tetapi tidak memiliki kepastian kebutuhan kesehatan, serta pemerintah tidak bisa menjamin perawatan kesehatan selama PPKM.

"Selama PPKM ini, perbincangan tentang kesehatan meningkat hingga 3 kali lipat di minggu kedua. Bahkan, hingga 1 hari terdapat sampai 6.000 perbincangan tentang kesehatan, antara lain obat-obatan, vitamin yang tinggi, terutama pada pertengahan Juli itu kan puncak Covid waktu itu," imbuhnya lagi.

Ia menambahkan, selain kekecewaan masyarakat tentang langkanya perawatan medis, survei tersebut juga menunjukan sebanyak 80 persen masyarakat merespons negatif kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Survei tersebut menyebutkan bahwa masyarakat merasa kaget karena peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti penggunaan surat izin perjalanan atau sertifikat vaksin, penutupan tempat berbelanja, hingga kunjungan tempat makan yang memiliki batasan waktu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: