Sebuah istilah baru diciptakan untuk merujuk pada insomnia akibat pandemi penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) yang disebut coronasomnia. Gaya hidup yang berubah adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang memengaruhi kondisi ini.
Insomnia ini ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk tidur atau istirahat yang sekarang disebut coronasomnia, istilah yang diciptakan karena merujuk pada insomnia akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 memang telah membebani pikiran orang-orang.
Sejak pandemi, kehidupan masyarakat terganggu akibat kegaduhan yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa setelah pandemi Covid-19. Peningkatan masalah kesehatan mental disaksikan selama pandemi termasuk insomnia dan depresi.
Baca Juga: Dahsyat! Ini Manfaat Kesehatan yang Terkandung dalam Edamame
Gaya hidup yang berubah adalah salah satu faktor yang paling menonjol memengaruhi kondisi ini. Beberapa orang yang paling terpengaruh termasuk perempuan, pekerja garis depan, pasien Covid-19, dokter, pengasuh, dan pelajar.
Gejala coronasomnia mirip dengan insomnia, seperti:
- Kesulitan untuk tertidur
- Sakit kepala
- Kegelisahan
- Bangun di tengah malam
- Ketidakmampuan untuk istirahat
- Lelah
- Merasa tertekan
- Sifat mudah emosi
- Kurang konsenterasi
- Perubahan suasana hati
Beberapa penyebab umum yang meningkatkan risiko coronasomnia adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Studi Mengungkapkan Masker Kain Efektif Tangkal Virus Corona Hingga Setahun
- Perubahan gaya hidup: Karena pembatasan yang diberlakukan di beberapa bagian dunia, dan beberapa aktivitas gaya hidup seperti bekerja dari rumah dan kelas virtual, mengganggu gaya hidup orang. Semua masih membiasakan diri dengan rutinitas barunya yang otomatis mengganggu ritme sirkadian sehingga menyebabkan ketidakseimbangan tidur.
- Stres: Perubahan gaya hidup yang tiba-tiba menyebabkan orang menjadi stres karena kesulitan beradaptasi. Siswa stres karena belajar online, profesional yang bekerja stres karena bekerja dari rumah, pekerja garis depan stres karena beban kerja, dan manusia secara kolektif stres karena ketidakpastian masa depan.
- Peningkatan aktivitas binge-watching: Peningkatan aktivitas maraton menatap layar banyak ditemukan selama pandemi. Ini telah menghasilkan peningkatan waktu layar karena orang-orang mulai menggunakan platform digital untuk tujuan bekerja dan hiburan. Ini juga sangat memengaruhi siklus tidur mereka.
Berikut ini beberapa hal yang bisa membantu mencegah coronasomnia:
- Kurangi konsumsi kafein: Kafein bisa menyebabkan kita bergadang sehingga mengganggu siklus tidur. Hindari konsumsi kopi pada larut malam dan kurangi juga konsumsi harian.
Baca Juga: Perlu Tahu! Penting Perhatikan Tanda Kanker pada Anak
- Kurangi waktu layar: Dengan semua aktivitas utama beralih ke media virtual, mungkin sulit untuk mengurangi waktu layar. Namun, cobalah mengurangi waktu layar sebanyak mungkin. Selanjutnya, gunakan aplikasi lampu malam untuk mengurangi paparan cahaya biru.
- Atur rutinitas: Cobalah untuk mengatur rutinitas sehat yang mencakup makan tepat waktu, tidur sesuai jadwal, berolahraga, dan menjaga jadwal kerja yang sehat. Ini bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan manajemen waktu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto