Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ShopeePay Talk: 3 Kesalahan Umum Berbisnis Oleh Para Pemula

ShopeePay Talk: 3 Kesalahan Umum Berbisnis Oleh Para Pemula Kredit Foto: Nuzulia Nur Rahma
Warta Ekonomi, Jakarta -

ShopeePay Talk, sebuah platform diskusi interaktif bulanan yang diinisiasi oleh ShopeePay untuk membahas berbagai topik ringan, trendy dan insightful, telah hadir menemani perjalanan pelaku bisnis tanah air dengan menggandeng berbagai narasumber inspiratif dari beragam industri bisnis.

Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam mengungkapkan, Shopee memahami bahwa tak sedikit pelaku bisnis yang mengalami kegagalan terutama di masa-masa awal merintis bisnisnya.

Baca Juga: Brand Kecantikan Korsel barenbliss (BNB) Dapat Respons Bombastis pada Festival Shopee 9:9

“Meskipun kegagalan bisnis tak terelakkan, kami ingin mendorong para pebisnis pemula untuk mencoba meminimalisir kegagalan tersebut dengan mengkaji kembali kesalahan umum dalam berbisnis dan merancang strategi untuk mengantisipasinya.”

Dalam menjalankan bisnis, usaha untuk mencapai kesuksesan berbisnis memang bukanlah hal yang mudah. Jam terbang dalam menjalani bisnis terkadang juga tidak dapat menjadi sebuah jaminan kesuksesan. Para pebisnis dengan jam terbang tinggi sekalipun tidak bisa luput dari situasi pasang surut maupun risiko kegagalan berbisnis.

Belajar dari kesalahan para pebisnis lainnya adalah salah satu upaya efektif yang dapat dilakukan para pebisnis pemula agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam bisnis mereka. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum dalam berbisnis yang dapat dihindari oleh para pebisnis pemula:

1. Ingin meraih kesuksesan secara instan

Tidak ada kesuksesan yang dapat terjadi dalam waktu satu malam. Membangun kesuksesan bisnis membutuhkan waktu yang panjang dan juga proses yang berliku. Banyak pebisnis yang ingin meraih kesuksesan secara instan dengan mencoba menempuh berbagai jalan pintas, sehingga tak jarang jika mereka akhirnya menjadi tidak fokus lagi pada tujuan awal mereka membangun bisnis.

Ansari Kadir, CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi Ansari Kadir menuturkan, pada masa awal berbisnis, ingin cepat meraih keuntungan dengan mendirikan beberapa bisnis sekaligus yang mengakibatkan dirinya tidak berfokus pada satu bisnis sehingga tidak ada yang berhasil.

“Pengalaman tersebut akhirnya mengajarkan saya mengenai pentingnya fokus untuk mengembangkan sebuah bisnis terlebih dahulu dan tidak terburu-buru melakukan ekspansi atau membuat bisnis baru. Fokus dan menjadi hebat itu bukan datang dari orang lain, tapi dari diri sendiri,” ujarnya.

Ia menambahkan agar selalu hargai setiap proses, tetap fokus dan konsisten dalam menjalankan komitmen serta melakukan eksekusi dengan baik. Dari situ dapat membangun pondasi bisnis yang lebih kuat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Prinsip inilah yang selalu dipegang teguh Ansari mulai mendirikan Sang Pisang hingga melebarkan berbagai bisnis lainnya yang ada di bawah naungan PT Harapan Bangsa Kita.

2.Ikut-ikutan tren semata, bukan menjawab kebutuhan

Tren memang menarik perhatian pasar, namun keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis. Membangun bisnis yang hanya sekadar berlandaskan mengikuti tren terkini umumnya sulit berkembang bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup. 

Founder dan Owner Panama Sandals, Anton Hermawa mengatakan, bisnis kentang goreng Belgia yang didirikan olehnya sebelum membangun Panama Sandals menjadi sebuah contoh nyata bahwa bisnis karena tren semata sulit untuk berkembang. Berangkat dari kisah tersebut, ia belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin disasar dan memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar.

“Ketimbang menjadikan tren sebagai dasar utama dalam berbisnis, pebisnis dapat menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman. Di Panama Sandals sendiri, kami berusaha memaksimalkan tren pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari terutama di tengah pandemi,” ujarnya.

3.Kurang kesiapan menghadapi risiko bisnis

Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis. Berani memulai bisnis berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko. Namun faktanya, banyak pebisnis yang terkadang hanya memandang manajemen risiko sebelah mata.

CEO & Co-Founder Ternak Uang, Raymond Chin mengatakan salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis sebelumnya gagal adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko. Ia hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa dihindari.

Itulah mengapa para pebisnis pemula harus menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan mereka dengan menyiapkan perencanaan bisnis. Para pebisnis bisa membuat perencanaan bisnis yang sederhana tapi solid dengan fokus pada tiga hal utama yaitu produk, pemasaran, dan operasional. Fokus menentukan unique selling points dari produk atau jasa bisnis, tentukan saluran pemasaran yang tepat dan buat strategi mulai dari cara menjaga operasional bisnis hingga menghadapi kegagalan bisnis.

“Perencanaan bisnis inilah yang juga menjadi dasar yang saya terapkan dalam mengembangkan Ternak Uang bersama dua rekan saya lainnya,“ tutup Raymond.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: