Karena itu, dia menilai diperlukan adanya toleransi, di mana masing-masing pihak bisa saling mengerti, saling memahami, dan saling menghargai agama serta keyakinan orang lain. Sebab, masing-masing pengikut agama itu adalah sah jika mereka menyatakan bahwa keyakinanannya yang paling benar.
"Begitu pula dengan umat Islam, mereka juga berhak dan sah untuk menyatakan bahwa agamanyalah yang paling benar. Oleh karena itu, kalau ada orang Islam yang berpandangan semua agama itu adalah sama maka pandangan dan paham tersebut jelas sesat serta bermasalah," kata dia.
Seperti diketahui, Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menyebut semua agama benar di mata Tuhan. Pernyataan itu sebelumnya disampaikan Letjen Dudung saat menghadiri acara di Markas Yonzipur 9/Para, Divif 1 Kostrad, Bandung, Senin (13/9).
Belakangan ucapan Dudung itu dikritik oleh sejumlah pihak, satu di antaranya dari pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menjawab kritik itu, Letjen Dudung menyatakan bahwa sebagai Pangkostrad dirinya perlu mengatakan semua agama benar saat berbicara di hadapan prajuritnya.
Sebab, eks Pangdam Jaya itu memiliki prajurit yang berasal dari berbagai pemeluk agama.
Baca Juga: MUI Sampai Geleng-geleng Lihat Harta Jokowi dan Menterinya Melejit di Tengah Covid-19: Mengejutkan!
"Saya ini Panglima Kostrad, bukan ulama. Jika ulama mengatakan bahwa semua agama itu benar, berarti ia ulama yang salah," kata Dudung dalam keterangan persnya, Kamis (16/9).
Jenderal bintang tiga itu mengaku tidak mau prajurit di Kostrad terjebak dalam fanatisme berlebihan sehingga dirinya berucap tentang semua agama benar.
"Saya ingin anak buah saya jangan sampai terpengaruh dengan pihak luar di dalam beribadah. Hal ini agar tidak menimbulkan fanatisme yang berlebihan. Kemudian menganggap agama tertentu paling benar. Sementara agama lainnya, salah," beber Letjen Dudung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: