Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara yang Putuskan Hidup Bersama Covid-19, Harus Siap dengan Gelombang Penularan Besar

Negara yang Putuskan Hidup Bersama Covid-19, Harus Siap dengan Gelombang Penularan Besar Bendera SIngapura. | Kredit Foto: Unsplash/Justin Lim
Warta Ekonomi, Singapura -

Jumlah kasus harian di Singapura akhirnya jebol di atas angka 1.000, setelah 3 hari berturut-turut menunjukkan tren meningkat.

Sabtu (18/9) kemarin, kasus baru di negara tersebut dilaporkan mencapai angka 1.009. Sebanyak 1.004 kasus lokal, dirinci menjadi 926 kasus penularan masyarakat dan 78 orang warga asrama. Serta 5 kasus impor.

Baca Juga: Lebih dari 300 Anak Positif Covid-19, Singapura Akui Bersedih

Ini adalah kasus harian tertinggi Singapura, sejak 23 April tahun lalu, yang kala itu mencatat 1.037 kasus baru.

Pada hari yang sama, Singapura juga mencatat kasus kematian ke-60, yang melibatkan lansia berusia 90 tahun belum divaksin.

"Dia punya komplikasi kanker, penyakit jantung, dan pneumonia," jelas Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangannya, Sabtu (18/9).

Lansia yang dirujuk ke National Centre for Infectious Disease itu dinyatakan positif Covid pada 17 September lalu, setelah mengalami gejala pada hari yang sama.

Didominasi Lansia

Jumlah kasus rawat inap di Singapura, kini mencapai angka 863. Sebanyak 105 di antaranya menggunakan bantuan oksigen dan 18 orang kritis di ruang ICU.

Mayoritas penderita Covid gejala berat, didominasi lansia berusia 60 tahun ke atas. Jumlahnya 100 orang.

Dalam 28 hari terakhir, proporsi kasus lokal tanpa gejala atau gejala ringan mencapai 98 persen.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat lonjakan kasus Covid gejala ringan yang datang ke ruang IGD.

“Kami mengimbau mereka yang bergejala ringan, untuk menghindari berobat ke rumah sakit. Cukup berkonsultasi dengan Dokter Umum (GP) di klinik Swab and Send Home (SASH),” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura, seperti dikutip The Straits Times, Sabtu (18/9).

Dokter SASH mampu menilai tingkat keparahan gejala mereka, dan melakukan tes diagnostik Covid-19 bila diperlukan, untuk mengonfirmasi status mereka.

Ini memungkinkan mereka yang mengalami Covid parah dan membutuhkan perawatan mendesak, untuk ditangani dengan cepat. Serta membantu menjaga kapasitas rumah sakit. Agar pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Klaster Besar

Lonjakan kasus Covid di Singapura, didominasi oleh dua klaster besar: Pfizer Asia Pasifik dan NSL OilChem.

Klaster Pfizer Asia Pasifik yang memiliki total 22 kasus, terdiri dari 20 anggota staf dan 2 petugas kebersihan.

"Fasilitas itu tidak melibatkan produksi vaksin. Tidak ada bukti penularan di luar tempat kerja" kata Kemenkes Singapura.

Klaster di NSL OilChem, sebuah perusahaan pengelolaan limbah, terdiri dari 27 kasus. Sebanyak 25 orang di antaranya adalah karyawan, 2 sisanya adalah kontak rumah tangga.

Ini adalah klaster terbesar di antara 10 klaster yang dipantau Kemenkes Singapura.

Klaster di Sembcorp Marine Admiralty Yard kini telah berkembang menjadi 39 kasus, setelah penambahan 2 kasus pada Sabtu (18/9).

Sebanyak 270 kasus kini terkait dengan klaster Chinatown Complex. Semua kasus baru telah dikarantina.

Klaster Blue Stars Dormitory kini telah berkembang menjadi 104 kasus. Testing masih berlanjut, dan tidak ada bukti virus menyebar di luar asrama.

Harus Siap

Ini adalah pertama kalinya Singapura mengalami peningkatan eksponensial dalam kasus transmisi lokal.

"Tapi, gelombang infeksi saat ini tidak terduga," kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, Jumat (17/9).

Menurutnya, setiap negara yang telah memutuskan untuk hidup dengan virus harus siap menjalani gelombang penularan besar.

"Ini hampir seperti ritus peralihan, sebelum manusia dan virus mencapai keseimbangan baru dan keadaan menjadi stabil," imbuh Ong.

Ong menekankan, cakupan vaksinasi yang tinggi di Singapura telah mencegah banyak kasus penyakit parah. Namun  kewaspadaa harus ditingkatkan.

"Kita masih berada di awal gelombang penularan baru. Harus tetap waspada,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: