Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Targetkan Capai 2,5 Juta Petani Milenial pada 2024

Kementan Targetkan Capai 2,5 Juta Petani Milenial pada 2024 Petani menyemprotkan pestisida ke tanaman padinya di Desa Boya Baliase, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (15/8/2021). Kementerian Pertanian menyebutkan produktivitas tanaman padi meningkat selama musim tanam pertama (Januari-Juli) tahun ini yang menghasilkan beras sebanyak 17,5 juta ton atau surplus hingga 10 juta ton setelah ditambahkan sisa stok dari 2020 sebanyak 7,3 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan akan ada 2,5 juta petani milenial pada 2024 mendatang. Hal ini sebagai bentuk harapan regenerasi petani ke generasi milenial yang lebih masif lagi ke depannya.

"Kami targetkan 2,5 juta petani milenial hingga 2024. [Mereka] kita beri akses kepada kredit usaha rakyat (KUR) dan kemudian usahanya kita kawal," kata Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dalam dialog virtual KPCPEN, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga: Petani Tebu Dapat Kabar Baik dari Erick Thohir, Apa Itu?

Ia menjelaskan, pada 2020 lalu Kementan menargetkan alokasi anggaran KUR untuk pertanian sebesar Rp50 triliun. Namun, realisasinya mencapai lebih dari Rp55 triliun atau sekitar 112%.

"Ini artinya sangat reliable untuk bisa mengakses KUR. Karena memang, banyak usaha di pertanian ini yang bisa mendatangkan hasil luar biasa sehingga bank pun tergaransi bahwa pinjamannya pasti akan kembali," imbuhnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa Kementan juga tengah mengembangkan modern agriculture (agrikultur modern) sebagai upaya pemanfaatan teknologi di sektor pertanian. Upaya tersebut diwujudkan melalui pembangunan agriculture war room (AWR) yang menyediakan layanan akses data bagi para petani.

"Ada data sektor tanaman pangan, agrikultural, perkebunan, semua ada di situ. Itu sangat update," jelas Kasdi.

Melalui aplikasi tersebut, petani dapat memperoleh informasi mengenai kalender tanam terpadu, prediksi hasil produksi, lokasi rawan banjir atau kekeringan, hingga akses terhadap data-data makro seperti ekspor, produk domestik bruto (PDB), dan nilai tukar petani (NTP).

"Setiap Jumat Pak Mentan juga menggunakan AWR untuk berkomunikasi dengan para penyuluh di lapangan guna menanyakan permasalahan yang dihadapi di lapangan agar kita bisa putuskan langsung tindakannya apa," ungkap Kasdi.

Selain AWR, Kasdi menjelaskan Kementan juga berupaya memanfaatkan drone untuk menebar benih, memupuk, dan mengendalikan hama penyakit. Kemudian, Kementan juga menciptakan traktor driver yang kontrolnya dikendalikan oleh GPS atau remote control.

"Itu sudah kita mulai. Alat taman juga demikian," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: