Mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyoroti pernyataan kontroversi eks panglima TNI, Gatot Nurmantyo yang mengeklaim TNI telah disusupi pendukung PKI.
Ferdinand menilai, pernyataan Gatot tak perlu ditanggapi karena memang tidak penting bagi Indonesia. "Sudahlah, enggak usah direspons berlebihan itu si Gatot dengan isu PKI-nya. Saya kira enggak penting sama sekali," ujar Ferdinand melansir GenPI.co, Jumat (1/10/2021).
Baca Juga: Tudingan Pedas Menyengat Kembali Meluncur dari Gatot Nurmantyo, Parpol Bisa Keki
Pria berusia 44 tahun itu menambahkan, lebih baik Indonesia fokus menghadapi berbagai permasalahan seperti pemulihan perekonomian bangsa karena Covid-19. "Masih ada hal lain yang lebih penting untuk dibahas," tegas dia.
Sebelumnya, mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo menyebutkan TNI telah disusupi pendukung PKI. Hal tersebut menyusul hilangnya patung Soeharto dkk. di Markas Kostrad.
"Saya mendapat informasi walau bagaimanapun saya mantan Pangkostrad, baru akhir-akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution, tetapi juga tujuh pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana, dan khusus di ruangan Pak Harto mencerminkan penumpasan pemberontakan G30SPKI dikendalikan oleh Pak Harto di markasnya," ungkap Gatot pada acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9/2021).
Lantas, Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menanggapi dengan menyatakan bahwa pernyataan Gatot merupakan fitnah keji. Sebab, faktanya patung-patung tersebut diambil oleh penggagasnya, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution.
Dudung mengaku menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Dudung juga menuturkan terkait foto-foto peristiwa serta barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965, masih tersimpan dengan baik di Museum Dharma Bakti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: