Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Pemimpin Dunia yang Tersangkut Skandal Pandora Papers, Benarkah 2 Pejabat Indonesia?

5 Pemimpin Dunia yang Tersangkut Skandal Pandora Papers, Benarkah 2 Pejabat Indonesia? Kredit Foto: IStock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) pada Minggu (3/10/2021) merilis Pandora Papers yang mengungkap kekayaan dan transaksi asing rahasia dari puluhan kepala negara, pejabat publik, dan politisi dari 91 negara dan wilayah.

Lebih dari 600 jurnalis dari 150 kantor berita menghabiskan 2 tahun untuk menyelidiki hampir 12 juta dokumen rahasia, lebih banyak daripada Panama Papers 2016.

Baca Juga: Menyelisik Pandora Papers, Terkuaknya Skandal Pajak Orang Kaya dan Urusan Besar Pemimpin Dunia

Pandora Papers mengungkapkan bagaimana keuangan luar negeri yang tak lazim dan kekayaan rahasia telah menyusup ke dalam politik global. Beberapa sosok yang disebutkan bahkan merupakan pemimpin di negara berkembang atau miskin.

Lantas, siapa saja yang tersangkut dalam skandal ini?

Dilansir dari CNN, ini 5 pemimpin dunia yang tersangkut skandal Pandora Papers.

1. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan

Menurut laporan Washington Post, Pandora Papers tidak mengungkapkan rekening luar negeri milik Khan. Namun, mereka yang tersangkut meliputi orang-orang di lingkaran dalam perdana menteri, mulai dari salah satu menterinya hingga pendonor utama yang mendanai partainya. Khan pun menanggapi laporan investigasi ini melalui Twitternya pada Minggu (3/10/2021).

"Pemerintahan saya akan menyelidiki seluruh warga negara kami yang disebutkan dalam Pandora Papers. Jika ditemukan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan yang tepat. Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memperlakukan ketidakadilan yang parah ini seperti halnya krisis perubahan iklim," twit Khan.

2. Raja Yordania Abdullah II

Raja Abdullah II membeli 14 rumah senilai lebih dari USD 106 juta (1,5 triliun) di Inggris dan AS melalui perusahaan yang terdaftar di 'surga pajak'. Para akuntan dan pengacara di Swiss dan Kepulauan Virgin Britania membentuk perusahaan cangkang atas nama raja dan menyusun rencana untuk melindungi namanya dari pandangan publik. Meski punya rekening luar negeri bukan pelanggaran hukum, Yordania adalah salah satu negara Arab termiskin dan sangat bergantung pada bantuan internasional.

"Jika raja Yordania lebih transparan menunjukkan kekayaannya, ia tak hanya akan dimusuhi rakyatnya, tetapi juga mengecewakan para pendonor Barat yang telah memberinya uang," kata Annelle Sheline, seorang ahli Timur Tengah di Quincy Institute.

Menurut otoritas istana, laporan itu tidak akurat dan membesar-besarkan fakta. Pasalnya, bukan rahasia lagi bahwa Raja punya sejumlah apartemen dan tempat tinggal di AS dan Inggris.

Properti itu digunakan oleh Raja dan keluarganya untuk tinggal selama kunjungan pribadi. Itu sebabnya aset tersebut tidak dipublikasikan untuk alasan keamanan, bukan sebagai upaya menyembunyikannya.

Menurut pernyataan istana, biaya pemeliharaannya dibiayai secara pribadi oleh Raja. Mereka menegaskan tak satu pun pengeluarannya didanai oleh anggaran atau kas negara.

3. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta

Menurut ICIJ, keluarga Kenyatta telah mengumpulkan kekayaan di surga pajak luar negeri selama beberapa dekade. Setidaknya ada 7 entitas yang berbasis di Kepulauan Virgin dan Panaman, 2 surga pajak yang terkenal. Tak tanggung-tanggung, bisnisnya di luar negeri memiliki aset senilai lebih dari USD 30 juta.

Pria yang telah bersumpah untuk memerangi korupsi di negaranya ini merupakan putra presiden pertama Kenya setelah kemerdekaan. Sebagian besar perusahaan keluarga didirikan sebelum Kenyatta terpilih sebagai presiden.

Dokumen pun menunjukkan beberapa masih aktif setelah ia menjabat. Namun, Pandora Papers tidak menunjukkan bukti bahwa keluarga Kenyatta mencuri atau menyembunyikan aset negara di perusahaan asing mereka.

Kenyatta berjanji akan mengklarifikasi klaim Pandora Papers begitu ia kembali dari perjalanan ke luar negeri.

"Laporan tersebut akan sangat membantu meningkatkan trasnparansi dan keterbukaan keuangan yang kami butuhkan di Kenya dan di seluruh dunia. Pergerakan dana gelap, hasil kejahatan, dan korupsi berkembang pesat dalam lingkungan kerahasiaan dan kegelapan. Pandora Papers dan tindak lanjut audit berikutnya akan membuka kedok bagi mereka yang tak mampu menjelaskan aset atau kekayaannya," komentar Kenyatta, menurut juru bicaranya.

4. Perdana Menteri Ceko Andrej Babis

Laporan ICIJ mengklaim Babis diam-diam memindahkan USD 22 juta melalui perusahaan asing untuk membeli sebuah perkebunan di French Riviera pada 2009 sebelum ia terjun ke dunia politik. Pemimpin Ceko itu telah mencerca para elite sejak ia menjadi perdana menteri pada 2017 dan bersumpah untuk menindak penghindaran pajak. Padahal, nilai kekayaannya sendiri sekitar USD 3,4 miliar (Rp48 triliun).

Menurut formulir pernyataan aset yang didapat Investigace, mitra ICIJ di Ceko, properti chateau maupun perusahaan atas namanya tidak muncul dalam dokumen yang diajukan Babi sejak terjun ke politik. Padahal, menurut ICIJ dan Investigace, pengungkapan ini diwajibkan oleh hukum Ceko.

Pandora Papers dirilis hanya beberapa hari sebelum Pemilu parlemen di Ceko. Babis sendiri telah mengklarifikasinya di twitter pada Minggu (2/10).

"Saya sudah menunggu-nunggu apa yang akan mereka keluarkan sebelum Pemilu untuk merugikan saya dan mempengaruhi Pemilu Ceko. Tak ada kasus yang dapat menarik saya selama saya berpolitik. Saya tak pernah melakukan sesuatu yang melanggar hukum atau buruk. Namun, itu tak menghentikan mereka untuk mencoba memfitnah saya lagi dan mencoba mempengaruhi Pemilu parlemen," bantahnya.

5. Presiden Rusia Vladimir Putin

Nama Putin tidak disebutkan secara langsung di dalam Pandora Papers. Namun, ia dikaitkan dengan aset rahasia di Monako, terutama rumah tepi laut yang diakuisisi oleh seorang wanita Rusia yang dikabarkan punya anak dengannya.

Menurut dokumen itu, properti di Monako senilai USD 4 juta (Rp57 miliar) dibeli melalui perusahaan asing menjelang akhir tahun 2003 untuk seorang wanita. Wanita itu berasal dari kota kelahiran Putin, Saint Petersburg, dan pernah dikabarkan punya hubungan dengan pemimpin Rusia tersebut.

Pada November tahun lalu, media investigasi Rusia, Proekt, melaporkan wanita bernama Svetlana Krivonogikh pernah bekerja sebagai petugas kebersihan dan menjadi ibu dari anak Putin. Menurut bocoran Pandora Papers, pembelian properti itu terjadi tak lama setelah Krivonogikh melahirkan.

Tahun lalu, Proekt menyebut Krivonogikh sebagai jutawan yang sukar digali yang tinggal di bekas ibu kota kekaisaran Rusia. Ia menerima hadiah-hadiah mahal dari seseorang yang terkait dengan Kremlin. Berdasarkan analisis pengenalan wajah dari foto-foto yang didapat wartawan, putri Krivonogikh punya kemiripan identik dengan Putin.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, langsung mengecam kebocoran itu pada Senin (4/10). Ia menyebutnya sebagai serangkaian klaim yang kebanyakan tidak berdasar. Menurutnya, tidak ada kekayaan tersembunyi di lingkaran dalam Putin. Ia juga menambahkan kalau informasi itu tak bisa dipercaya.

Sementara itu, ada 2 pejabat Indonesia yang ikut disebutkan dalam Pandora Papers, yaitu Menteri Koordinator Bidan Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

Luhut dikaitkan dengan perusahaan Petrocapital S.A., sedangkan Airlangga tercatat memiliki perusahaan cangkang di Kepulauan Virgin Britania bernama Buckley Development Corporation dan Smar Property Holdings Limited. Namun, keduanya sama-sama membantahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: