Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Party' Ala Taliban di Taman Hiburan Afghanistan, Lihat Semuanya Gembira...

'Party' Ala Taliban di Taman Hiburan Afghanistan, Lihat Semuanya Gembira... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Kabul -

Berjalan santai dengan menenteng senapan mesin, Halimi dan ratusan milisi Taliban menikmati liburan yang langka. Mereka mengunjungi taman hiburan tepi sungai yang populer di Kabul.

Jalan-jalan ke pantai berpasir di waduk Qargha pada Jumat (8/10/2021) itu menjadi momen istirahat yang disambut gembira oleh para milisi. Sudah berbulan-bulan mereka berjibaku dalam konflik dan berminggu-minggu bertugas menjaga keamanan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus.

Baca Juga: Saat Amerika Bantu Rakyat Afghanistan meski Menolak Dukung Taliban

img_616271be8d6710-84935689-19878108.jpg

"Saya merasa sangat gembira datang ke Kabul dan bisa mengunjungi Qargha untuk pertama kalinya. Orang-orang menyambut saya dan teman-teman saya dengan hangat," ungkap Halimi, seorang milisi dari Provinsi Maidan Wardak.

Dengan bersenjata lengkap di taman hiburan, para milisi menyeruput teh dan jajan makanan ringan dari kios-kios yang tersebar di sepanjang garis pantai. Beberapa di antaranya pun antre untuk mencoba wahana taman hiburan, termasuk kapal ayun dan kursi ontang-anting.

Di belakang Halimi, Ziaul Haq yang juga dari Maidan Wardak terlihat berseri-seri saat menunggang kuda.

img_616271e60ccaa1-59679705-79870655.jpg

Kebanyakan milisi belum pernah ke Kabul hingga akhirnya Taliban menguasai ibu kota pada 15 Agustus. Beberapa dari mereka pun ingin mengunjungi taman hiburan sebelum kembali bertugas di seluruh negeri.

"Kami bangga telah berjuang dan sekarang mereka (Amerika Serikat) sudah pergi. Itu hal paling menyenangkan yang pernah kami alami," ujar Halimi.

img_61627183eb2ad5-29810920-51306028.jpg

Ia bercerita telah bertemu dengan sepupunya di taman, lalu piknik untuk merayakan kembalinya Taliban.

Kelompok tersebut mengobarkan pemberontakan 20 tahun melawan pemerintah yang didukung Barat sebelum kembali berkuasa pada bulan Agustus usai Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afganistan. Tak ayal, sebagian besar milisi pun tak banyak tahu 'dunia' di luar perang.

Mereka kini ditugaskan untuk memastikan keamanan nasional yang semakin rapuh akibat setidaknya 3 serangan terhadap lembaga keagamaan dalam sepekan terakhir.

Sebuah bom bunuh diri meledak pada Jumat (8/10) di sebuah masjid di barat laut Afganistan. Akibatnya, setidaknya 46 orang tewas dan lebih dari 140 orang terluka. Serangan ini diklaim oleh ISIS Khorasan (IS-K).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: