Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

A Prasetyantoko: Jika Tak Mau Kalah, Perbankan Harus Kuat

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya A Prasetyantoko menilai Indonesia membutuhkan industri perbankan dengan modal kuat untuk dapat tumbuh dan bersaing dengan bank-bank asing terutama di kawasan regional Asia Tenggara dan juga secara global.

"Rasio kredit terhadap PDB Malaysia dan Singapura saja saat ini sudah mencapai 120 persen, tapi kontribusi kredit terhadap PDB perbankan kita baru mencapai 35 persen saja. LDR-nya (rasio pinjaman terhadap simpanan) sudah mentok di 90 persen. Ini artinya agar rasio kredit terhadap PDB bisa meningkat lebih tinggi dari 35 persen. Perekonomian kita membutuhkan perbankan yang kuat melalui konsolidasi," ujar Prasetyantoko di Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Dengan konsolidasi perbankan, lanjut Prasetyantoko, Indonesia diharapkan memiliki bank-bank yang kuat dengan permodalan yang besar agar bisa menjadi negara perekonomian ketujuh terbesar di dunia pada 2030 seperti proyeksi McKinsey Research Institute.

Dalam laporannya, McKinsey Global Institute memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara perekonomian ketujuh terbesar dunia pada 2030. Kelas menengah meningkat drastis dari 45 juta orang menjadi 135 juta orang.

Selain itu, terjadi peningkatan kontribusi populasi yang tinggal di perkotaan dari 53 persen penduduk perkotaan menyumbang 74 persen dari PDB menjadi 71 persen penduduk perkotaan menyumbang 86 persen dari PDB. Kebutuhan tenaga pekerja terampil juga diproyeksikan meningkat dari 55 juta orang menjadi 113 juta orang.

Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk itu juga menuturkan LDR bank-bank nasional sudah mencapai 90 persen yang berarti perbankan tidak bisa mengandalkan lagi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) untuk bisa ekspansi menyalurkan kredit, tapi harus mengandalkan tambahan modal.

Menurutnya, Indonesia bisa meniru holdingnisasi perusahaan-perusahaan negara seperti Singapura dan Malaysia dengan membentuk Temasek Holdings dan Khazanah Berhad. Dalam struktur tersebut, bank-bank BUMN dikelompokkan menjadi satu perusahaan induk. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: