Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Kotlin?

Apa Itu Kotlin? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kotlin adalah bahasa pemrograman gratis, open source, dan diketik secara statis yang awalnya dirancang untuk penggunaan JVM (Java Virtual Machine) dan Android yang menggabungkan fitur pemrograman berorientasi objek dan fungsional. Kotlin berfokus pada interoperabilitas, keamanan, dan support tooling. Kotlin menargetkan JavaScript ES5.1 dan kode native (menggunakan LLVM) untuk sejumlah prosesor juga sedang diproduksi.

Kotlin berasal dari JetBrains, perusahaan di belakang IntelliJ IDEA pada tahun 2010, dan telah menjadi open source sejak 2012. Tim Kotlin saat ini memiliki lebih dari 90 anggota full-time dari JetBrains, dan proyek Kotlin di GitHub memiliki lebih dari 300 kontributor. JetBrains menggunakan Kotlin di banyak produknya termasuk IntelliJ IDEA andalannya.

Baca Juga: Apa Itu Bahasa Pemrograman Arduino?

Kotlin sebagai Bahasa Java yang Lebih Ringkas

Sekilas, Kotlin terlihat seperti versi Java yang lebih ringkas dan ramping. Perhatikan bahwa pengulangan inin membuat variabel Java menjadi hilang.

StringBuilder sb = new StringBuilder();

Setelah diubah di Kotlin

val sb = StringBuilder()

Anda dapat melihat bahwa fungsi didefinisikan dengan fun keyword dan titik koma sekarang menjadi opsional ketika ada di baris baru. Val keyword mendeklarasikan properti read-only atau variabel lokal. Demikian pula, var keyword mendeklarasikan properti yang dapat diubah atau variabel lokal.

Val dan var keyword hanya dapat digunakan jika jenisnya dapat disimpulkan. Jika tidak, Anda perlu mendeklarasikan tipenya.

Kotlin untuk Android

Hingga Mei 2017, satu-satunya bahasa pemrograman yang didukung secara resmi untuk Android adalah Java dan C++. Google mengumumkan dukungan resmi penggunaan Kotlin untuk Android di Google I/O 2017 dan dimulai dengan Android Studio 3.0. Kotlin dibangun ke dalam perangkat pengembangan Android. Sebelumnya, Kotlin dapat ditambahkan ke versi Android Studio dengan menggunakan plugin.

Kotlin mengompilasi ke kode byte yang sama dengan Java, berinteroperasi dengan kelas Java secara alami, dan membagikan perkakasnya dengan Java. Menambahkan Kotlin secara bertahap ke aplikasi Android yang saat ini ada di Java sangat masuk akal. Beberapa kasus di mana interoperabilitas antara Kotlin dan kode Java kurang baik, seperti properti set-only Java, sangat jarang ditemukan dan mudah sekali diperbaiki.

Pinterest adalah salah satu aplikasi Android yang ditulis menggunakan Kotlin pada awal November 2016, dan diperkenalkan di Google I/O 2017 sebagai bagian dari pengumuman Kotlin. Selain itu, tim Kotlin suka mengutip aplikasi Evernote, Trello, Square, dan Coursera untuk Android.

Kotlin vs Java

Pertanyaan apakah akan memilih Kotlin atau Java untuk pengembangan baru telah banyak muncul di komunitas Android sejak pengumuman Google I/O, meskipun orang-orang sudah mengajukan pertanyaan tersebut pada Februari 2016 saat Kotlin 1.0 diluncurkan. Jawaban singkatnya adalah bahwa kode Kotlin lebih aman dan lebih ringkas daripada kode Java, dan bahwa file Kotlin dan Java dapat hidup berdampingan di aplikasi Android, sehingga Kotlin tidak hanya berguna untuk aplikasi baru, tetapi juga untuk memperluas aplikasi Java yang sudah ada.

Satu-satu argumen meyakinkan yang bisa kita lihat untuk memilih Java daripada Kotlin adalah untuk pengembangan Android yang lengkap bagi pemula. Bagi mereka, mungkin ada hambatan untuk diatasi mengingat secara historis sebagian besar dokumentasi dan contoh Android ada di Java. Di sisi lain, mengonversi Java ke Kotlin di Android Studio adalah masalah sederhana dengan menempelkan kode Java ke file Kotlin.

Bagi hampir semua orang yang melakukan developing Android, Kotlin memiliki manfaat yang sangat menarik. Waktu yang biasa dilalui bagi pengembang Java untuk mempelajari Kotlin hanya beberapa jam saja. Dengan ini, mereka dapat menghilangkan null reference errors, mengaktifkan fungsi ekstensi, mendukung pemrograman fungsional, dan menambahkan coroutine. Perkiraan kasarnya menunjukkan bahwa terdapat ada sekitar 40 persen pemotongan jumlah baris kode dari Java ke Kotlin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: