Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat dan SBY Diserang Lagi, Pasukan AHY Bongkar Kebobrokan Jokowi dan PDIP

Demokrat dan SBY Diserang Lagi, Pasukan AHY Bongkar Kebobrokan Jokowi dan PDIP Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demokrat menanggapi dingin serangan Hasto dan PDIP. Demokrat dan SBY diserang lagi mungkin karena mungkin banyak rakyat yang kangen era SBY saat mereka bisa hidup enak, tidak susah seperti sekarang. Kemiskinan turun drastis, pengangguran turun secara signifikan. Demikian respon Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

"Sepuluh tahun Pemerintahan SBY menjadi Presiden penduduk miskin berhasil dikurangi sebanyak 8,42 juta jiwa, atau 842 ribu per tahunnya. Sedangkan lima tahun pertama Pemerintahan Joko Widodo, sebelum pandemi melanda, hanya mampu mengurangi 2,94 juta penduduk miskin, atau 588 ribu per tahun. Jauh sekali kan, bedanya?," bebernya dalam keterangan tertulis pada Senin 25 Agustus 2021.

Baca Juga: Partai Demokrat Kembali Serang PDIP: Dulu Pemerintahan SBY Tak Merasa Perlu Koar-koar...

Begitu pula dengan pengangguran. Selama pemerintahan SBY, pengangguran berkurang sebanyak 3,01 juta orang. Atau, 301 ribu orang per tahun. Jauh di atas era Jokowi, yang hanya mampu mengurangi pengangguran 140 ribu selama lima tahun, atau 28 ribu saja per tahun. 

Apalagi pasca pandemi covid-19 ini. Jumlah pengangguran dan kemiskinan melonjak drastis. Wajar saja kalau banyak rakyat kangen era Bapak SBY dan Demokrat. 

Lagi pula, kalau bahas-bahas kecurangan pemilu, jelas-jelas yang tertangkap tangan sedang menyuap komisioner KPU itu kan kader PDIP di Pemilu 2019.

"Apalagi, salah satu kadernya, Harun Masiku, masih buron sampai dengan saat ini. Kalau Pemilu 2009, tidak ada kasus seperti itu. Jangan memutarbalikkan fakta. Rakyat juga tahu."

Belum lagi kalau bahas-bahas bansos, jelas-jelas yang tertangkap basah korupsi bansos di kala pandemi, kan Juliari Batubara, kader PDIP. Bukan Demokrat. 

"Saran kami, mari kita isi ruang publik, dengan narasi-narasi positif berdasarkan data dan fakta, untuk ikut mengedukasi dan memberikan teladan untuk masyarakat. Jangan malah ikut-ikut menyebarkan tuduhan tak berdasar, apalagi kabar bohong dan fitnah," pungkas Herzaky.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: