Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Kaget Bukan Kepalang: Peminatnya Sangat Banyak, Mencapai 53 Orang

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Kaget Bukan Kepalang: Peminatnya Sangat Banyak, Mencapai 53 Orang Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi -

Peneliti Pemikiran Geopolitik Soekarno, Hasto Kristiyanto, mengaku kaget melihat antusias mahasiswa yang mendaftar beasiswa untuk mengkaji secara akademis perbandingan kepemimpinan Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sekretaris jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) itu berharap antusiasme tersebut bisa menghasilkan sebuah hasil penelitian penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 

"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang," tegas Hasto dalam siaran pers.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto Repot-repot Komentari Kinerja Jokowi dan SBY

Politikus asal Yogyakarta itu menjelaskan sebagian pendaftar itu mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. 

"Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia," ungkap Hasto.

Dia menyatakan kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan, dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional, ujar Hasto, hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab, dan bagaimana legacy seorang presiden diambil.

"Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," ungkap anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP itu.

Alumnus UGM itu juga mengingatkan berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting. Misalnya, kata dia, mengapa dalam era demokrasi dengan kompetisi yang sangat ketat pada 2009, Partai Demokrat mencapai kenaikan perolehan suara 300 persen.

Baca Juga: Partai AHY Makin Gahar! Daripada Capek-Capek Urus SBY, Hasto Mending Urus Ketumnya yang Gak Guna..

Menurut Hasto, hal itu sangat menarik untuk diteliti.  Dia ingin mendapat jawaban apakah kenaikan itu karena kerja organisasi, atau campur tangan kekuasaan.

"Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan pemilu," katanya.

Bagi PDI Perjuangan, Hasto melanjutkan, upaya peningkatan kualitas pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik karena objektif dan metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto Repot-repot Komentari Kinerja Jokowi dan SBY 

Hasto mengharapkan riset untuk analisis kebijakan dapat meningkatkan kualitas demokrasi. Selain itu, dia menginginkan sistem politik Indonesia benar-benar mengabdi pada rakyat, bangsa, dan negara.

Baca Juga: Partai AHY Makin Gahar! Daripada Capek-Capek Urus SBY, Hasto Mending Urus Ketumnya yang Gak Guna..

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: