Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dari survei yang dilakukannya bersama Yayasan Indonesia Cerah menyebutkan generasi muda memiliki kepedulian dengan memberikan biaya tambahan sebagai bentuk dukungannya dalam mengatasi perubahan iklim.
“Bayangkan bahwa peprubahan iklim dapat diatas namun hal tersebut membutuhkan lebih banyak biaya penarikan pajak bagi individu dan perusahaan,” ujarnya dalam Rilis Temuan Survei Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah dengan topik Persepsi Pemilih Pemula dan Muda atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga: Survei Indikator Politik Indonesia Mencatat Generasi Muda Memiliki Kesadaran Isu Perubahan Iklim
Burhanuddin menyebut apabila hal tersebut dilakukan, sebanyak 43 persen generasi muda rela mengeluarkan dana pribadinya untuk membayar pajak tambahan sebesar Rp0-Rp30.000. Sebanyak 12 persen mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp31.000-Rp60.000. Sedangkan sebanyak 24 persen generasi muda tidak bersedia membayar pajak tambahan. Uniknya, sebanyak 3 persen justru generasi muda menuntut pengembalian uang pajak jika pemerintah menghabiskan uang pajak untuk permasalahan perubahan iklim.
“Pemerintah harus berinvestasi untuk mengembangkan energi tenaga angin dengan nilai mean semua responden sebesar 7.325 dan pengembangan energi surya dengan nilai mean semua responden sebesar 7.720,” katanya.
Sedangkan bila dihadapkan dengan pilihan prioritas antara lingkungan dan pertumbuhan ekonomi, sebanyak 81 persen generasi muda memiliki kesadaran untuk memprioritaskan perlindungan dan pelestarian lingkungan meski akan berdampak memperlambat ekonomi. Sebaliknya, sebanyak 15 persen generasi muda memilih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi di atas kepentingan persoalan lingkungan. Sedangkan 4 persen lainnya memilih tidak tahu.
Survei Indikator Politik Indonesia bersama Yayasan Indonesia Cerah mengambil sampel populasi warga negara Indonesia berusia 17-35 tahun. Dengan penarikan sampel menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Dari total responden sebanyak 4.200 orang terdiri dari sebanyak 3.216 responden berusia 17-26 tahun yang direpresentasikan sebagai generasi Z dan sebanyak 804 responden berusia 27-35 tahun yang direpresentasikan sebagai generasi milenial.
Sampel yang diambil berasal dari seluruh provinsi yang terdisstribusi secara proporsional. Adapun pengumpulan data survei dari responden dilakukan dengan cara wawancara secara valid sebesar 3.623 responden atau 90,1 persen, dengan pergantian responden dilakukan dengan pengacakan ulang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: