Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Generasi Muda Menilai Kecilnya Perhatian Parpol Terhadap Perubahan Iklim

Generasi Muda Menilai Kecilnya Perhatian Parpol Terhadap Perubahan Iklim Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 63 persen generasi muda mengetahui ajang pemilihan presiden jatuh pada 2024 mendatang. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia bersama Yayasan Indonesia Cerah menemukan perhatian partai politik terhadap perubahan iklim cenderung kecil menurut generasi muda.

“Secara umum generasi muda kita menganggap partai partai politik punya perhatian yang kecil terhadap perubahan iklim tidak sampai 1/3  persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam Rilis Temuan Survei Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah dengan topik Persepsi Pemilih Pemula dan Muda atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia, Rabu (27/10/2021).

Baca Juga: Generasi Muda Rela Membayar Pajak Tambahan untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Burhanuddin mengatakan kecilnya perhatian partai politik terhadap perubahan iklim tersebut terlihat dari elit partai, bahkan di setiap ajang debat capres-cawapres porsi debat terbuka menyoal isu lingkungan cenderung sedikit.

Terkait topik tersebut, survei jika pilpres diselenggarakan hari ini oleh generasi muda menyebut sebanyak 64 persen kemungkinan ikut, 20 persen agak besar kemungkinan, 7 persen agak kecil kemungkinan, 4 persen sangat kecil kemungkinan, 3 persen menyatakan tidak ikut memilih, dan 2 persen menyatakan tidak tahu.

“Secara umum tingkat kesadaran dari pemilih muda dan pemula dari kalangan generesi Z dan generasi milenial lintas partai politik atas isu perubahan iklim sudah sangat tinggi mencapai 82 persen. Pemilih kelompok usia gen Z bahkan menunjukan tingkat kesadaran yang lebih tinggi 85 persen dibanding pemilih kelompok usia milenial 79 persen,” katanya.

Survei generasi muda tentang kelompok yang dianggap harus melakukan gerakan mengurangi dampak buruh perubahan iklim menyebutkan sebanyak 69 persen menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah 12 persen, individu 9 persen, ormas 5 persen, perusahan 3 persen, tidak ada dan tidak tahu masing-masing 1 persen.

Secara spesifik tentang peran pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim sebanyak 80 persen menyatakan pemerintahnegara harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi perubahan iklim. Sebanyak 13 persen menyatakan pemerintah negara sudah terlalu banyak melakukan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

Survei Indikator Politik Indonesia bersama Yayasan Indonesia Cerah mengambil sampel populasi warga negara Indonesia berusia 17-35 tahun. Dengan penarikan sampel menggunakan metode stratified multistage random sampling.

Dari total responden sebanyak 4.200 orang terdiri dari sebanyak 3.216 responden berusia 17-26 tahun yang direpresentasikan sebagai generasi Z dan sebanyak 804 responden berusia 27-35 tahun yang direpresentasikan sebagai generasi milenial.

Sampel yang diambil berasal dari seluruh provinsi yang terdisstribusi secara proporsional. Adapun pengumpulan data survei dari responden dilakukan dengan cara wawancara secara valid sebesar 3.623 responden atau 90,1 persen, dengan pergantian responden dilakukan dengan pengacakan ulang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: