Soroti Mudahnya Akses Masyarakat Terhadap Antibiotik di Warung, Dokter: Dapat Memicu...
Di tengah Pandemi COVID-19, ada bahaya lain yang mengintai di dunia kesehatan yakni resistensi antibiotik. Banyaknya penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan rekomendasi dokter yang merupakan salah satu penyumbang terbesar angka resistensi antimikroba (AMR) di dunia kesehatan.
Hal ini menjadikan AMR salah satu dari 10 ancaman kesehatan global yang paling berbahaya di dunia. Berdasarkan data WHO, penggunaan antibiotik meningkat 91 persen secara global dan meningkat 165 persen di negara-negara berkembang pada periode 2000-2015.
Dijelaskan Guru Besar FKKMK Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Tri Wibawa, PhD, SpMK(K), mengatakan bahwa di Indonesia, antibiotik dipercaya sebagai obat yang manjur untuk segala jenis penyakit mulai dari demam sampai nyeri sendi.
Antibiotik dapat dibeli di apotek, toko obat, dan bahkan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. "Masyarakat seringkali membeli obat di tempat-tempat ini sebagai bentuk pertolongan pertama pada penyakit ringan karena letaknya yang strategis, terpercaya, dapat diperoleh pada malam hari, dan memberikan akses yang mudah kepada obat-obatan esensial seperti antibiotik," tuturnya dalam acara virtual World Antibiotic Awareness Week 2021 oleh Indonesia One Health University Network (INDOHUN) dan Pfizer, Jumat 5 November 2021.
Baca Juga: Ya Ampun… Cek Sekarang! Beberapa Kondisi di Bagian Mata Bisa Merujuk Masalah Jantung Bahkan Diabetes
Obat-obat ini, imbuhnya, seringkali dijual tanpa resep. Pasien menganggap bahwa pengobatan mandiri dengan membeli obat di apotek atau toko obat lebih mudah dan hemat biaya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat permintaan antibiotik sangat tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: