Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politikus PDIP: Mungkin, di PKS Puan Maharani Salah Satu Nominasi Capres

Politikus PDIP: Mungkin, di PKS Puan Maharani Salah Satu Nominasi Capres Kredit Foto: Twitter/Puan Maharani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Momen Ketua DPR Puan Maharani tidak menanggapi interupsi Anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydrus dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu sempat jadi sorotan. Fahmi yang kecewa karena interupsinya diabaikan sempat menyindir Puan soal pencapresan.

Terkait itu, Anggota DPR Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, menyampaikan tanggapannya. Dia menjelaskan dari pengamatannya sebagai anggota DPR yang hadir di paripurna dan menyaksikan langsung proses interupsi Fahmi Alaydrus. Menurut dia, prosesi dalam paripurna dengan agenda pengesahan Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI mesti dipahami.

Baca Juga: Telak! Putri Mahkota PDIP Puan Maharani Kena Sindir Pengamat: Introspeksi

"Jadi, prosesi itu sangat harus kita pahami, harus kita hormati. Jadi, tidak boleh kemudian kita mengganggunya. Sampai harus selesai," kata Effendi, melansir VIVA, Jumat (12/11/2021).

Dia menambahkan selaku pimpinan, Puan Maharani saat itu sedang meminta persetujuan para anggota dewan dari 9 fraksi yang menghadiri paripurna. Ia bilang saat momen itu, Fahmi masuk untuk menyampaikan interupsi. Meski tak masalah, ia menyarankan sebaiknya dalam mengajukan interupsi mesti paham kondisi.

"Namun, monggo Pak Fahmi memahami juga. Dengarkan juga, biarkan dulu gitu," jelasnya. Namun, ia menilai momen itu bisa jadi pelajaran bagi Puan dan Fahmi. Dia menekankan kembali dalam interupsi itu mesti memahami kode etik dan tata tertib.

"Jadi, biarkan dulu. Poin apa nanti kan ada agendanya. Jadi, tidak bisa juga semuanya kemudian diwadahi di dalam suatu forum persidangan yang bukan agendanya," tutur Anggota Komisi I DPR itu.

Terkait umpatan Fahmi yang ragukan Puan capres, ia menjawab santai. Efendi secara pribadi masih coba berpikiran positif tentang sindiran Fahmi tersebut. Dia tak menampik sindiran Fahmi itu memantik respons dari koleganya, yakni Ketua Fraksi PDIP di DPR Utut Adianto memberikan pembelaan untuk Puan.

"Pak Utut ketua kami kok masuk ke ranah itu, kok menjadi personal. Kesannya begitu kan," lanjutnya. Namun, Efendi mengutarakan pandangannya yang dimaksud coba berpikiran positif.

"Setelahnya saya melihat, saya berpikiran positif juga. Oh mungkin di PKS mungkin, Mba Puan salah satu nominasi capres juga. Mungkin kok jadi capres begini. Saya kira positif-positif saja ya mudah-mudahan," tutur Efendi seraya tertawa.

Penjelasan Fahmi

Anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydrus menjelaskan alasannya dalam menyampaikan interupsi. Ia mengatakan dalam proses interupsinya tersebut sudah dilakukan sesuai prosedur dan memahami etika. Bagi dia, tak ada larangan interupsi dalam paripurna agenda tunggal.

Menurutnya, tata tertib atau tatib tidak mengatur demikian. Dia menyampaikan interupsi yang disampaikan saat paripurna terkait Permendikbud Nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi. Ia bilang hal itu urgent dan penting.

"Dan, sangat mendesak untuk disampaikan. Karena masukan dari berbagai pihak, dari kalangan kampus terutama dari berbagai ormas," kata Fahmi.

Menurutnya, ia hanya berpikir penyampaian isu tersebut saat waktu yang tepat dalam forum paripurna. Apalagi, interupsi adalah opini pandangan yang mewakili aspirasi dari konstituen dan pihak lain.

"Itu hanya menyampaikan aspirasi, opini, pendapat seperti anggota dewan yang lain. Dan, memang tidak ditanggapi. (Padahal) 4-5 menit selesai," jelas Fahmi.

Dia mengatakan, Permendikbud Nomor 30 tahun 2021 itu menyangkut persoalan degradasi moral dan jadi kontroversi. Menurut dia, isu itu bisa disandingkan dengan persoalan ketahanan negara.  Lantas, soal sindiran meragukan Puan capres, ia mengaku hanya bentuk ekspresi kekecewaan.

"Kecewa kok nggak bisa disampaikan. Padahal, sudah disiapkan. Padahal, sudah dititipkan banyak konstituen, beberapa pihak kampus, ormas. Kok nggak bisa disampaikan," ujar Fahmi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: