Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seramnya Resolusi yang Diloloskan Partai Komunis China yang Sejajarkan Xi Jinping dengan Sejarah

Seramnya Resolusi yang Diloloskan Partai Komunis China yang Sejajarkan Xi Jinping dengan Sejarah Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Beijing -

Partai Komunis China (PKC) meloloskan sebuah resolusi historis untuk memposisikan pemimpin saat ini Xi Jinping sebagai pewaris politik mendiang pemimpin tertinggi Mao Zedong dan Deng Xiaoping. Bahkan, resolusi itu bisa membawa Xi melampaui pencapaian pendahulunya yang telah membuat China ke tingkat yang lebih tinggi.

Resolusi tersebut menandai "perjalanan baru" bagi China di bawah "kepemimpinan inti" Xi. Resolusi itu sebelumnya telah diterbitkan pada 1 November lalu.

Baca Juga: Joe Biden dan Xi Jinping Kompak Cari Cara Sikapi Masalah Kesepakatan Nuklir Iran

Tujuannya adalah untuk membantu orang berpikir "dalam gambaran besar," mengikuti Xi sebagai pemimpin inti, dan menyatukan orang-orang China untuk mewujudkan Impian China.

Analis politik yang berbasis di Amerika Serikat Hu Ping mengatakan penghilangan mantan pemimpin termasuk Hua Guofeng, Zhao Ziyang, dan Hu Yaobang dari dokumen menunjukkan bahwa Xi hanya tertarik untuk mengasosiasikan dirinya dengan para pemimpin yang sangat kuat dari masa lalu partai.

"Xi Jinping ingin memposisikan dirinya tidak hanya melampaui Deng, tapi juga Mao. Seluruh masalah Mao Zedong terkait dengan kultus kepribadian di sekitarnya," kata Hu kepada Radio Free Asia, dikutip Jumat (18/11/2021).

"Resolusi harus menyebutkan dia karena dia yang paling penting, karena ketika mereka berbicara tentang Mao, mereka juga berbicara tentang masa kini," katanya.

Sementara bahasa yang digunakan oleh resolusi 2021 tentang Revolusi Kebudayaan (1966-1976) agak mirip dengan resolusi 1981 di bawah Deng, sebagian besar "hasil bencana" dari era pertempuran faksi dan kekacauan sosial disalahkan pada Lin Biao dan Jiang Qing, yang "memanfaatkan kesalahan Kamerad Mao Zedong."

Ini menghilangkan kritik terhadap kultus kepribadian di sekitar Mao yang ditampilkan dalam resolusi 1981, yang mengatakan "kesewenang-wenangan pribadi Mao secara bertahap merusak sentralisme demokratis dalam kehidupan Partai dan kultus kepribadian tumbuh semakin parah."

Mengabaikan kesalahan Mao

Liu Mengxiong, mantan anggota Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC), mengatakan perubahan itu adalah bagian dari karakterisasi ulang yang halus dari warisan Mao dalam dokumen sejarah resmi, termasuk buku teks, selama beberapa tahun terakhir.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bahwa buku teks telah mengubah "satu dekade perselisihan sipil" menjadi "eksplorasi yang sulit," dengan kata lain, mereka mengecilkan kesalahan Mao Zedong," kata Liu kepada RFA.

"Mereka bahkan ... membuka makam Jiang Qing [di Beijing] tahun ini," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: