Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Hartarto: 3 Pilar Utama Riset Industri Sawit

Airlangga Hartarto: 3 Pilar Utama Riset Industri Sawit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan, riset dan pengembangan harus terus dilakukan karena dapat meningkatkan bargaining position kelapa sawit Indonesia.

"Riset ini harus terus dilakukan agar produk sawit bisa terus memberikan nilai tambah, dan hilirnya juga perlu ditingkatkan," kata Airlangga dalam keterangannya. Airlangga menjelaskan bahwa riset dari industri sawit diharapkan menitikberatkan pada tiga pilar utama.

Baca Juga: Kinerja Moncer, Sawit Sumbermas Sarana Resmi Masuk MSCI Small Cap Index

Pertama, aspek penguatan, aspek pengembangan, dan aspek peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang bersinergi baik dari hulu maupun hilir. Kedua, terkait dengan konsolidasi data, produktivitas, peningkatan kapasitas maupun teknologi di pabrik kelapa sawit, dan tentunya pemberdayaan petani sawit. 

Ketiga, pengembangan domestik market dengan penggunaan bahan bakar nabati, dan riset di bidang pengembangan biodiesel 100 dan avtur.

"Jadi, dengan riset ini, selain mendorong kemandirian energi dalam industri sawit, juga dapat mengurangi emisi gas dan mengurangi impor solar atau diesel sebesar Rp38 triliun di tahun 2020, sedangkan tahun ini dengan adanya program B30 diperkirakan terjadi penghematan devisa sebesar Rp56 triliun," kata Airlangga.

Program mandatori B30 juga mendorong stabilitas harga sawit dan membuat sawit masuk dalam super cycle dengan harga sebesar US$1,283 per ton. Selain itu, sawit juga memberikan nilai tukar kepada petani dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang juga relatif paling tinggi selama periode ini, yaitu antara Rp2.800 hingga Rp3.000 per kg.

Airlangga mengharapkan adanya proses perbaikan yang terus-menerus terutama dari hulu hingga hilir. Perbaikan yang dimaksud yakni mulai dari perbaikan benih/varietas, pupuk, alat mesin, kultur budidaya, cara-cara teknik panen, hingga pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memperluas pasar, serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Airlangga juga mengapresiasi upaya yang dilakukan BPDPKS bersama dengan Lembaga Litbang Pemerintah, swasta serta partisipasi para akademisi, terutama dalam mendukung BPDPKS tetap menjaga budaya penelitian sehingga inovasi teknologi baru di bidang sawit bisa terus dikembangkan.

“Riset dan pengembangan harus terus dilakukan guna mewujudkan sawit Indonesia yang berkelanjutan dan fokus pada isu-isu yang impactful dan juga berkesinambungan,” pungkas Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: