Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasian! Gegara Aturan Ketat Xi Jinping, 4 Taipan China Ini Kekayaannya Terhapus Rp1.054 Triliun

Kasian! Gegara Aturan Ketat Xi Jinping, 4 Taipan China Ini Kekayaannya Terhapus Rp1.054 Triliun Kredit Foto: Reuters/Lucy Nicholson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kekayaan miliarder internet terkaya di China masih terus dikecam oleh peraturan ketat rezim Xi Jinping. Empat taipan teknologi paling terkenal di negara itu, Colin Huang, Jack Ma, Pony Ma, dan Wang Xing, telah kehilangan lebih dari USD73 miliar (Rp1.054 triliun) dari kekayaan bersih gabungan mereka sejak April tahun ini.

Para taipan teknologi ini menghadapi risiko yang meningkat dari regulator China. Seperti, raksasa ride-sharing Didi Global baru saja mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan delisting dari New York Stock Exchange.

Baca Juga: Jack Ma Gigit Jari, Saham Alibaba Anjlok, Harga Termurah Sepanjang Sejarah!

Usut punya usut, hal tersebut dilakukan atas perintah departemen pemerintah seperti Cyberspace Administration of China. Jika mereka memilih untuk mempertahankan daftar di AS, mungkin mereka akan menghadapi perubahan pada struktur kepemilikan yang dikenal sebagai entitas kepentingan variabel (VIE). Namun, hal tersebut menciptakan risiko tambahan bagi pemegang saham.

Melansir Forbes di Jakarta, Senin (6/12/21) perusahaan-perusahaan dari raksasa e-commerce Alibaba hingga platform pengiriman makanan Meituan sedang berjuang melawan perlambatan pertumbuhan yang berkepanjangan dalam ekonomi China, dan prospek bisnis mereka kemungkinan akan tetap suram hingga setidaknya awal tahun depan, kata para analis.

“Mereka [investor] sekarang kembali melihat fundamental, tetapi prospek jangka pendek tidak begitu menarik,” kata Shi Jialong, kepala China Internet and New Media Research di Nomura Securities yang berbasis di Hong Kong.

Shi mengacu pada pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pada kuartal ketiga. Ekonomi China diperkirakan akan turun ke pertumbuhan 5,5% tahun depan di tengah wabah sporadis Covid-19 dan sektor properti yang melambat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: