Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Indonesia, Anak Buah Biden Bersumpah Kirim Lebih Banyak Kekuatan Militer Amerika

Di Indonesia, Anak Buah Biden Bersumpah Kirim Lebih Banyak Kekuatan Militer Amerika Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada Selasa (14/12/2021) bahwa Amerika Serikat akan memperluas hubungan militer dan ekonominya dengan mitra di Asia untuk melawan peningkatan ketegasan China di Indo-Pasifik.

Blinken mengatakan pemerintahan Joe Biden berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran di kawasan itu dan akan melakukannya dengan meningkatkan aliansi AS, menjalin hubungan baru, dan memastikan bahwa militer AS mempertahankan “daya saingnya.”

Baca Juga: Akhir Perang Korea Terlihat Jelas, Moon Jae-in: Amerika, China Turut Berperan

“Ancaman berkembang, pendekatan keamanan kami harus berkembang bersama mereka. Untuk melakukan itu, kami akan bersandar pada kekuatan terbesar kami: aliansi dan kemitraan kami,” kata anak buah Biden itu dalam pidatonya di Indonesia, dilansir Associated Press.

“Kami akan mengadopsi strategi yang lebih erat menyatukan semua instrumen kekuatan nasional kami --diplomasi, militer, intelijen-- dengan sekutu dan mitra kami,” katanya.

Itu akan mencakup, kata Blinken, menghubungkan industri pertahanan AS dan Asia, mengintegrasikan rantai pasokan dan bekerja sama dalam inovasi teknologi.

“Ini tentang memperkuat kekuatan kami sehingga kami dapat menjaga perdamaian, seperti yang telah kami lakukan di kawasan ini selama beberapa dekade,” katanya.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tetapi pemerintah membuat gelombang awal tahun ini dengan menyetujui pakta yang akan melihat Australia memproduksi kapal selam bertenaga nuklir.

Blinken bersikeras bahwa AS tidak berusaha memaksa negara untuk memilih antara Amerika Serikat dan China atau mencari konflik dengan China. Namun dia menyampaikan serangkaian keluhan tentang “tindakan agresif Beijing” dari “Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik.”

Blinken berada di Indonesia pada leg pertama dari tur tiga negara selama seminggu di Asia Tenggara yang juga akan membawanya ke Malaysia dan Thailand. Melawan agresivitas China yang tumbuh di kawasan itu, khususnya di Laut China Selatan, di Hong Kong, dan melawan Taiwan merupakan agenda penting dalam agendanya.

“Negara-negara di kawasan ini ingin perilaku ini berubah. Kami juga,” katanya.

“Kami bertekad untuk memastikan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Itu juga mengapa kami memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” ujar Blinken.

Blinken mengatakan AS “akan menjalin hubungan yang lebih kuat” dengan lima sekutu perjanjiannya di kawasan --Australia, Jepang, Filipina, Korea Selatan, dan Thailand-- meningkatkan hubungan di antara mereka dan memupuk kemitraan yang lebih kuat dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, yang banyak di antaranya anggota merasa terancam oleh China.

“ASEAN yang kuat dan independen telah lama menjadi pusat untuk mengatasi krisis yang mendesak dan tantangan jangka panjang,” kata Blinken, khususnya memanggil penguasa militer Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, untuk pengambilalihan Februari mereka dan tindakan keras selanjutnya terhadap pengunjuk rasa.

Baca Juga: Menyimak Hasil Pertemuan Jokowi dengan Blinken, Apa Saja?

“Kami akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk menekan rezim agar menghentikan kekerasan tanpa pandang bulu, membebaskan semua yang ditahan secara tidak adil, mengizinkan akses tanpa hambatan, dan memulihkan jalan Burma menuju demokrasi inklusif,” katanya.

Blinken juga memuji komitmen pemerintah untuk menyediakan vaksin virus corona ke negara-negara Indo-Pasifik dan dukungannya atas upaya mereka untuk memerangi dan menangani perubahan iklim.

Blinken membatasi pidatonya di Indo-Pasifik dan China meskipun ia memulai perjalanan luar negerinya saat ini di Inggris pada pertemuan menteri luar negeri Kelompok Tujuh yang menyampaikan peringatan keras kepada Rusia atas Ukraina.

Saat tiba di Indonesia pada hari Senin, Blinken menemukan bahwa ajudan utama Presiden Rusia Vladimir Putin, penasihat keamanan nasional, Nikolay Patrushev, sudah berada di Jakarta untuk pembicaraan keamanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: