Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gobel: Selain Pinjol, Forex Nakal Gentayangan di Daerah

Gobel: Selain Pinjol, Forex Nakal Gentayangan di Daerah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel, meminta pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mewaspadai perdagangan Forex nakal yang bergerak di daerah-daerah. Dia menyebut, hal itu akan melemahkan ketahanan nasional dan makin memiskinkan masyarakat.

Hal itu ia ungkapkan dalam sosialisasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) atau pemasyarakatan penggunaan QR Code dalam transaksi ekonomi di lingkungan UMKM. Acara ini diadakan di Kabupaten Gorontalo Utara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, kemarin. Penggunaan QRIS ini merupakan bagian dari pemasyarakatan penggunaan uang nontunai.

Baca Juga: Begini Cara UUS Bank Sinarmas Dukung Target 15 Juta Merchant QRIS di 2022

Adapun perdagangan forex (foreign exchange atau valuta asing) adalah perdagangan mata uang berbagai negara atau disebut juga perdagangan valuta asing. Perdagangan Forex berada dalam kewenangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang berada dalam koordinasi Kementerian Perdagangan. Sebelum ini, Gobel juga telah mengingatkan tentang maraknya pinjol ilegal dengan bunga yang mencekik.

Sebagai wakil rakyat, Gobel mengaku mendapat banyak laporan tentang bergentayangannya perdagangan Forex nakal di daerah-daerah. Mereka menjanjikan keuntungan yang tinggi, bisa 20-40 persen dari uang yang disetorkan ke pialang atau brokernya.

"Awalnya mereka benar, kasih untung sehingga ada kepercayaan dan menambah setoran dananya, setelah itu mereka kabur," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/12/2021).

Cara operasinya, katanya, biasanya menggaet tokoh-tokoh masyarakat dan menggandeng oknum-oknum di pemerintah maupun oknum aparat sebagai pemancing dan pembentuk kepercayaan publik. "Setelah berhasil ngendon di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu dan telah terhimpun dana ratusan miliar atau triliunan rupiah, mereka lalu kabur," katanya.

Yang membuat Gobel makin miris adalah karena para pialang atau broker forex nakal ini juga memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digencarkan pemerintah. Program KUR adalah untuk memberantas kemiskinan dan membangun pemerataan ekonomi dengan bunga rendah.

"Para pedagang Forex nakal ini akan ikut membantu masyarakat untuk mendapatkan KUR. Mereka umumnya petani, pedagang kecil, dan pelaku usaha mikro dan kecil. Setelah KUR cair, uangnya mereka ambil untuk bisnis forex, yang kemudian dibawa kabur. Jadi program KUR yang tujuannya memberantas kemiskinan dan pemerataan ekonomi justru makin memiskinkan rakyat kita," jelasnya.

Gobel pun minta pemerintah dan aparat penegak hukum agar menangkap jaringan forex nakal yang bergerak di daerah-daerah. Ini sama saja sabotase terhadap ekonomi nasional dan terhadap program pemerintah. "Mereka harus dihukum seberat-beratnya," tegasnya.

Gobel juga mengimbau pada masyarakat agar jangan mudah tergiur oleh iming-iming dan janji-janji palsu. "Sekarang masanya PHP. Harus hati-hati. Jika secara logika tidak mungkin, itu pasti penipuan. Jangan mudah percaya walau misalnya di situ ada tokoh atau oknum pejabat. Carilah uang dengan cara berkeringat. Bukan bertelur uang yang ujungnya menyengsarakan rakyat," katanya mengingatkan.

Dia menekankan, "Manfaatkan uang dengan berusaha, bukan dengan duduk-duduk lalu uang akan datang sendiri. Mari berdagang yang konkret-konkret saja, juga bertani, beternak, atau membuat usaha rumahan. Asal ditekuni dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang benar nanti juga akan besar."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: