Karenanya, jika melihat kondisi yang cukup mengkhawatirkan di berbagai negara lainnya, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan semaksimal mungkin mencegah potensi penularan. Terlebih Indonesia sudah ada 8 kasus Omicron. Dan saat ini Indonesia menerapkan kebijakan berlapis pada pelaku perjalanan internasional serta memasifkan testing dan tracing.
Jika berkaca dari 3 negara yang dijelaskan sebelumnya, tampak jelas tidak ada solusi tunggal dalam mencegah penularan COVID-19. Walaupun jika vaksinasi tinggi namun masyarakatnya abai dalam mematuhi prokes maka tentu saja potensi penularan akan tetap meningkat.
"Vaksinasi yang tinggi jika tidak dibarengi pengaturan kegiatan masyarakat tidak akan maksimal mencegah penularan," ujarnya.
Indonesia memiliki tugas besar untuk menjaga agar kasus di tidak meningkat. Ada 3 tantangan yang harus dihadapi yakni kasus yang sedang stabil rendah, aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal serta sudah masuknya varian Omicron yang diketahui lebih cepat penularannya.
Kepada Pemerintah Daerah diminta terus memonitor perkembangan kasus. Apabila menunjukkan kenaikan segera ditindaklanjuti. Pengawasan protokol kesehatan penting dilakukan baik di fasilitas umum hingga di tingkat pemukiman di desa atau kelurahan melalui Satgas posko.
"Kepada masyarakat yang saat ini masih berada di Indonesia dimohon menahan diri untuk tidak bepergian keluar negeri apabila tidak ada keperluan mendesak," pungkas Wiku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: