Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Relokasi Korban Tanah Bergerak Masih Tunggu Kajian BNPB

Relokasi Korban Tanah Bergerak Masih Tunggu Kajian BNPB Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Relokasi korban pergerakan tanah di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat masih dikaji Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga sudah berkoordinasi dengan pihak BNPB, BMKG dan PVMBG untuk menunggu hasil quick asesment

"Dari hasil itu dilihat apakah direlokasi atau tetap disana tetapi tetap yang utama adalah keselamatan warga yang utama," kata Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin kepada wartawan usai mengikuti High Level Meeting Pengendalian Inflasi daerah di Kota Bandung, (1/3/2024).

"Jadi jangan sampai para korban bencana pindah ke lokasi yang tidak aman juga," katanya.

Apabila nanti hasilnya harus direlokasi, Bey telah berbicara dengan Kepala BNPB dan akan membantu relokasi hunian. Namun, yang paling penting menurutnya yaitu hasil asesmen bisa keluar lebih cepat agar masyarakat segera mendapatkan kepastian. 

"Saya juga berkoordinasi dengan kepala BNPB setelah hasil quick asesmen seperti apa akan memberikan bantuan juga ke masyarakat yang terdampak. Terutama kalau relokasi, BNPB akan membantu untuk membangun rumah," jelasnya.

Baca Juga: BPSDM Jabar Ungkap Empat Tantangan Pengembangan Kompetensi ASN Jawa Barat

Tak lupa Bey juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem, BMKG juga memprediksi bahwa curah hujan tinggi akan terjadi sampai Maret-April 2024.

"BMKG memprediksikan bahwa curah hujan ekstrem akan terjadi sampai bulan Maret sampai April. Nah itu memang harus berhati-hati kurangi kegiatan di luar ruang terutama kalau sedang terjadi hujan jadi sebaiknya ada hujan atau cuaca ekstrem mencari tempat yang aman," jelasnya.

Ia pun mengapresiasi kesadaran masyarakat Desa Cibedug dan Desa Cibitung yang mau mengungsi setelah adanya tanda-tanda akan terjadinya pergerakan tanah. Hal itu membuat tidak adanya korban jiwa dalam kejadian tersebut. 

"Dan ini salah satu contoh bagaimana masyarakat sudah mengantisipasi jadi kesadaran akan terjadinya bencana dan sudah mau masyarakat itu bersama sama untuk mengamankan bahwa yang utama adalah keamanan yang penting masyarakat langsung mau untuk mengungsi setelah adanya tanda tanda akan terjadinya pergeseran tanah," jelasnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi dan Geofisika menyarankan agar lahan yang rawan bencana untuk tidak dijadikan pemukiman. 

Menanggapi hal itu, Bey mengatakan kenyataannya sudah banyak tempat tinggal di lahan tersebut. Tentunya, yang harus dilakukan saat ini adalah kewaspadaan masyarakat. 

Baca Juga: Dirjen Kekayaan Intelektual Berharap Peningkatan Indikasi Geografis Jawa Barat Meningkat

Menurutnya bencana tanah bergerak di Kabupaten Bandung disebabkan musim kemarau yang panjang ditambah dengan akhir-akhir ini terjadi curah hujan yang tinggi. 

"Dengan adanya bencana ini saya yakin masyarakat lebih sadar lagi bahwa peta rawan bencana harus lebih diperhatikan," ujarnya.

Sebelumnya, Bencana gerakan tanah juga terjadi di Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Meskipun dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, namun puluhan rumah dan fasilitas umum terdampak termasuk bangunan sekolah yang hancur dan jalan kampung retak, sehingga 192 warga mengungsi. 

"Diharapkan Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk tidak memberikan izin pembangunan di lokasi zona merah yang sudah ditetapkan Badan Geologi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: