Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkop-UKM Ubah Model Bisnis Smesco

Kemenkop-UKM Ubah Model Bisnis Smesco Kredit Foto: Kemenkop UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperas dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan telah mengubah model bisnis Smesco. Perubahan model bisnis tersebut dilakukan untuk mengembangkan produk UMKM nasional.

"Smesco sudah saya ubah model bisnisnya yang sebelumnya lebih ke bisnis properti, penyewaan tempat usaha, sekarang dikembangkan menjadi sayap dagang," ujar Teten dalam konferensi pers "Refleksi 2021 dan Outlook 2022", Kamis (30/12/2021).

Baca Juga: Kemenkop-UKM: Pembiayaan Bunga Ringan Capai 102,6 Persen Sepanjang 2021

Teten mengatakan, selain mengembangkan UMKM, perubahan model bisnis Smesco juga dilakukan untuk koperasi yang berdaya saing global. "Smesco juga fokus dalam pengembangan UMKM dan koperasi yang berdaya saing global. Guna mendukung UMKM, Kemenkop menggaet pasar lebih luas ke dalam negeri maupun luar," ujarnya.

Selain memasarkan produk, Teten mengatakan bahwa Smesco juga akan dipergunakan sebagai pusat pengembangan produk UMKM. "Selain itu, Smesco juga kami jadikan center of excellent bagi pengembangan produk dan model bisnis UMKM yang kompetitif," ungkapnya.

Teten Masduki mengatakan, sebanyak 16,9 juta UMKM tersebut telah terdigitalisasi atau memperluas pasar. "Jadi artinya, ada kenaikan diatas 100 persen sejak pandemi," ujar Teten.

Selain digitalisasi, guna memperluas pasar dari, UMKM Teten juga menjalin kemitraan dengan beberapa usaha besar di tahun 2021. Sepanjang 2021, Teten mengungkapkan telah ada sebanyak 9 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan beberapa perusahaan swasta.

"Di antaranya PT Mitra Bumdes Nusantara, Micro Subconsulting, Uniqlo, IKEA, MNC Group, Tokopedia, BNI, Grab, hingga Gojek," ujarnya.

Teten melanjutkan, sepanjang 2021 pihaknya juga memberikan tambahan subsidi bunga KUR 3 persen dan telah disampaikan kepada 7,5 juta debitur dengan total pembiayaan sebesar Rp278,38 triliun atau 91,81 persen dari target per 30 Desember 2021.

"Lalu kepada pelaku koperasi juga diberikan fasilitas pembiayaan dengan bunga ringan 3 persen dengan realisasi sebesar Rp1,64 triliun atau 102,6 persen dari target Rp1,6 triliun," ujar Teten.

Teten mengatakan, meskipun beberapa pembiayaan melebihi target, ia mengungkapkan ada beberapa masalah utama yang dihadapi dalam sektor pembiayaan. Permasalahan tersebut terjadi di sektor usaha yang tidak tersentuh bank (unbankable) atau sektor informal.

"Masalah utamanya adalah pembiayaan, terutama untuk usaha mikro yang unbankable atau informal sektor," ujarnya.

Teten melanjutkan, pada sektor tersebut pihaknya menyalurkan pembiayaan dalam bentuk Hibah Produktif yang telah disalurkan ke 12,8 juta pelaku usaha dengan total Rp15,36 triliun per November 2022.

Semantara itu, untuk penyerapan PNM Mekaar tumbuh 96,3 persen year-on-year menjadi Rp42,1 triliun. Serta, PNM Ulamm mencatatkan pertumbuhan 29,3 persen menjadi Rp2,79 triliun. "Jadi dari angka itu cukup meyakinkan bahwa proses pembiayaan bagi usaha mikro atau sektor informal makin baik," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: