Kisah Orang Terkaya: Murali Divi, Lulusan Amerika yang Pulang ke India Jadi Raja Farmasi Global
Kehidupan Murali Divi sebagai wirausahawan dimulai pada tahun 1984 ketika ia kembali ke India setelah bekerja dalam peran penelitian dan pengembangan senior di perusahaan Amerika seperti Fike Chemical.
Dia menghabiskan beberapa tahun di AS setelah menerima gelar doktor dalam ilmu farmasi dari Universitas Kakatiya di Andhra (sekarang Telangana). Ketika kesempatan untuk bermitra dengan Reddy yang merupakan seorang insinyur kimia, yang juga menggebrak sendiri setelah bekerja di Indian Drugs and Pharmaceuticals Ltd (IDPL) milik pemerintah muncul, Murali Divi memutuskan untuk kembali ke India.
Dia bergabung sebagai direktur di Dewan Laboratorium Dr Reddy yang baru dibentuk pada tahun 1984. Bersama-sama, Reddy dan Murali Divi mengambil alih Cheminor, sebuah perusahaan kontrak manufaktur yang sedang sakit, dengan maksud untuk membalikkan keadaan.
Idenya adalah agar Cheminor, anak perusahaan dari Laboratorium Dr Reddy, menjadi cabang manufaktur kontrak perusahaan, sementara Dr Reddy akan berkonsentrasi pada obat generik dan penemuan obat.
Tapi menghidupkan kembali Cheminor adalah tugas yang sulit. Pada saat itu, perusahaan hanya memiliki beberapa reaktor kimia, peralatan yang digunakan untuk memproduksi API, yang menghasilkan produk usang.
Murali Divi masuk dan mengubah semua itu. Dia mengambil peran sebagai direktur pelaksana, mempekerjakan kru lulusan baru dan melatih mereka dalam keterampilan kimia yang dibutuhkan untuk menghidupkan kembali perusahaan.
Timnya merupakan termasuk ahli kimia organik Ramesh Babu Potluri, TVVSN Murthy, NV Ramana dan G Hemanth Kumar. Mereka bekerja mengembangkan proses manufaktur yang hemat biaya untuk API, ibuprofen.
Setahun kemudian, tim telah menyiapkan lini produksi untuk ibuprofen, yang segera ditingkatkan menjadi 1.200 metrik ton per tahun, melayani sekitar 25 persen dari permintaan pasar global untuk senyawa tersebut. Forbes memperkirakan kekayaan bersih Divi mencapai USD7,9 miliar (Rp113 triliun).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: