Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Logo Bebek Avian dan Suksesnya Hermanto Tanoko Orang Terkaya ke-16 di Indonesia

Cerita Logo Bebek Avian dan Suksesnya Hermanto Tanoko Orang Terkaya ke-16 di Indonesia Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hermanto Tanoko adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia bisnis Indonesia. Sebagai CEO Tancorp Abadi Nusantara, ia memimpin grup perusahaan yang menaungi PT Avia Avian Tbk atau Avian Paint, salah satu produsen cat tembok terbesar di Indonesia.

Pada 2023, Hermanto bersama keluarganya tercatat dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, menempati posisi ke-21 dengan total kekayaan mencapai US$ 3,05 miliar. Tahun ini, Hermanto naik peringkat menjadi orang terkaya ke-16 di Indonesia, dengan kekayaan bersih sebesar US$ 2,2 miliar.

Kesuksesan Hermanto tidak diraih dengan mudah. Hermanto bahkan diceritakan lahir di bekas kandang ayam. Hal itu karena orang tuanya dulu bukanlah orang berada. Ayah dan ibunya hanya penjual palawija atau hasil bumi di Kota Singosari. 

Pada tahun 1959, Peraturan Presiden Nomor 10 melarang warga negara asing (WNA) berdagang eceran di tingkat kabupaten ke bawah dan mewajibkan mereka mengalihkan usaha ke warga negara Indonesia. Hal ini memicu eksodus besar-besaran warga Tionghoa kembali ke Tiongkok, termasuk orang tua Hermanto yang terpaksa menjual aset dengan harga murah. Namun, kapal yang seharusnya membawa mereka ke Tiongkok tidak kunjung tiba, sehingga mereka menetap di kaki Gunung Kawi.

Orang tua Hermanto akhirnya tinggal sementara di rumah neneknya di Pasuruan, meski ayahnya merasa tidak nyaman. Mereka membuka toko hasil bumi dengan syarat tinggal tidak lebih dari satu tahun.

Setelah 9 bulan, mereka menyerahkan toko tersebut ke adik ipar ayahnya dan pindah ke Malang. Di Malang, mereka tinggal di gang bekas kandang ayam yang diubah menjadi rumah. Hermanto dilahirkan di sana.

Orang tua Hermanto bekerja keras, ayahnya berdagang hasil bumi dan ibunya menjual pakaian serta barang bekas. Berkat kerja keras, keluarga mereka perlahan bangkit, hingga memiliki toko yang berkembang sejak tahun 1962.

Pada tahun 1978, ayah Hermanto, Soetikno Tanoko, memulai bisnis cat Avian yang masih berskala industri rumahan. Hermanto mulai membantu ayahnya pada tahun 1982, saat jumlah pegawai baru 18 orang. Ayahnya menjadi inspirasi Hermanto dalam menjalankan usaha.

Sang ayah ingin menjadikan Avian sebagai pabrik cat terbesar di Indonesia. Tekad ini memotivasi Hermanto, meskipun saat itu Avian masih sederhana dengan lokasi produksi di tengah sawah. Hermanto berusaha keras mencetak rekor penjualan setiap tahun sehingga Avian tumbuh pesat.

Baca Juga: Kunci Sukses FIT HUB Berkembang Pesat dalam Waktu Singkat

Menghadapi perubahan zaman dan tantangan bisnis, Hermanto tidak mengandalkan strategi lama. Dia memperluas jaringan pelanggan dan membangun laboratorium riset dan pengembangan (R&D) untuk inovasi produk. Tim yang solid dan kekeluargaan menjadi kunci keberhasilan Avian hingga menjadi pabrik cat terbesar di Indonesia setelah 40 tahun berdiri.

Perjuangan Hermanto dan keluarga tidaklah sia-sia. Kini, Avian menjadi salah satu merek cat yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Karakter logo bebeknya pun diingat oleh hampir semua orang. 

Mengenai logo bebek Avian, siapa sangka juga memiliki makna mendalam. Menurut Hermanto, logo bebek dipilih karena bisa hidup di berbagai iklim dan memiliki banyak manfaat. Nama Avian juga dipilih karena mudah diingat. Seiring waktu, logo Avian berubah dari bebek yang merengut menjadi bebek yang terbang.

Baca Juga: Dirut Emiten Hermanto Tanoko (CAKK) Beli Lagi 67 Ribu Saham

Baca Juga: Inilah Sosok Ken Nohara, Technopreneur yang Membeli Username Telegram @Israel

Untuk menjaga kualitas, Avian terus berekspansi, termasuk membangun laboratorium terbesar di Asia Tenggara, yaitu Avian Innovation Center. Laboratorium ini memiliki luas 5.000 meter persegi, lima lantai, dan menelan biaya sekitar Rp100 miliar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: