Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Konsolidasian Alami Peningkatan Aset Rp1.678 Triliun

BRI Konsolidasian Alami Peningkatan Aset Rp1.678 Triliun Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarno mengatakan, hingga akhir Kuartal IV 2021 aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen year on year (yoy).

BRI Kondolidasiain tercatat setelah bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani pada 13 September 2021. Laporan Keuangan Konsolidasian BRI ini juga telah memberlakukan metode penyatuan kepemilikan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2012) tentang Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.

Baca Juga: Sepanjang 2021 BRI Berhasil Catatkan Laba Hingga Rp32 Triliun

Untuk penyajian transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut (dalam hal ini laporan keuangan periode tahun 2020 dan tahun 2021) disajikan seakan-akan penggabungan usaha tersebut terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian.

"Untuk total kredit dan pembiayaan, BRI Group telah menembus seribu triliun rupiah, tepatnya sebesar Rp1.042,87 triliun," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (3/2/2022).

Dari catatan tersebut, jika dirinci lebih dalam, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun; segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun; segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun; dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun.

Sunarso mengatakan, catatan tersebut membuat proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, di mana sebesar 83,86 persen dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM. "Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85 persen," ungkapnya.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. LDR bank secara tercatat 83,53 persen dengan CAR 27,25 persen.

Sunarso melanjutkan, likuiditas BRI Group yang memadai tak terlepas dari raihan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI secara dengan total Rp1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021. Apabila dirinci, Tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun; Giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun; dan Deposito sebesar Rp420,48 triliun.

"Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah membuat rasio CASA meningkat menjadi 63,08 persen pada akhir Desember 2021. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 59,66 persen," jelasnya.

Keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga BRI turun sebesar 25,54 persen yoy. "Ke depan, BRI pun akan terus mendorong peningkatan dana murah sebagai sumber pendanaan," tambahnya.

Lebih lanjut, Sunarso menambahkan, seiring dangan peran sebagai kreator economic value, BRI juga terus menciptakan nilai tambah dari aspek sosial atau social value kepada seluruh stakeholders.

"Sebagai First Mover on Sustainable Finance in Indonesia, sebesar 65,5 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Business Activities) dan angka tersebut tumbuh sebesar 12,2 persen secara year on year. Hal ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit untuk bisnis yang berkelanjutan terbesar di Indonesia," ujar Sunarso.

Selain itu, BRI juga terus mendorong inklusi dan literasi keuangan di seluruh pelosok negeri melalui AgenBRILink. Hingga akhir 2021 tercatat BRI memiliki lebih dari 500 ribu AgenBRILink di seluruh Indonesia dengan volume transaksi di sepanjang tahun 2021 mencapai Rp1.143,81 triliun.

Selain menggerakkan perekonomian dengan memberikan penghasilan kepada masyarakat, AgenBRILink juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perseroan, dengan penghimpunan dana murah (CASA) sebesar Rp19,38 triliun dan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp1,34 triliun.

"Kami optimistis di tahun ini BRI akan menuai kinerja yang lebih baik dan terus tumbuh berkelanjutan, serta senantiasa memberi makna kepada Indonesia. Optimisme tersebut dibangun dengan komitmen kuat perseroan untuk menjaga integrasi aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Governance dalam kegiatan usahanya, khususnya dalam menghadapi tantangan dunia perbankan yang makin kompleks," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: