Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Rusia Pilih Serangan Skala Penuh, Pemerintahan Ukraina Game Over dalam 48 Jam

Jika Rusia Pilih Serangan Skala Penuh, Pemerintahan Ukraina Game Over dalam 48 Jam Kredit Foto: Sputnik/Alexander Vilf
Warta Ekonomi, Moskow -

Jika Rusia memilih untuk melakukan serangan skala penuh, pasukan penyerang dapat merebut ibu kota Kiev dan menggulingkan Presiden Volodymyr Zelensky dalam waktu 48 jam.

Hal itu diungkapkan para pejabat AS, dikutip dari Times of Israel, Minggu (6/2/2022), dalam sebuah penilaian intenal terhadap penumpukan pasukan Rusia yang dikatakan telah mencapai 70 persen untuk serangan skala penuh.

Baca Juga: Grup Tempur NATO Siaga di Eropa Timur, Ini Tugas Mereka Jika Rusia Macam-macam

Serangan semacam itu juga akan menyebabkan 25 ribu hingga 50 ribu warga sipil tewas bersama dengan 5 ribu hingga 25 ribu tentara Ukraina.

Sementara 3 ribu hingga 10 ribu tentara Rusia juga turut tewas dalam peperangan tersebut.

Serangan skala penuh juga bisa memicu banjir pengungsi satu sampai lima juta orang, terutama ke Polandia.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan mengirim pasukan Amerika ke Ukraina untuk berperang. 

Namun, dia telah memerintahkan pasukan tambahan, termasuk pasukan tempur, ke Polandia dan Rumania untuk meyakinkan sekutu NATO itu bahwa Washington akan memenuhi komitmen perjanjiannya untuk menanggapi agresi Rusia terhadap wilayah NATO. 

Ukraina bukan anggota NATO tetapi menerima dukungan dan pelatihan militer AS dan sekutu.

Pejabat Angkatan Darat AS pada hari Sabtu (5/2/2022) mengumumkan bahwa Mayor Jenderal Christopher Donahue, komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-82, tiba di Polandia. 

Sekitar 1.700 tentara lainnya dari Lintas Udara ke-82 dikerahkan ke Polandia dari Fort Bragg, Carolina Utara, dan 300 tentara dikerahkan dari Bragg ke Jerman. 

Selain itu, 1,000 tentara yang berbasis di Jerman sedang dipindahkan ke Rumania.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pekan lalu bahwa Putin dapat menggunakan sebagian dari kekuatan yang telah dia kumpulkan di sepanjang perbatasan Ukraina untuk merebut kota-kota dan wilayah itu.

Baru-baru ini, pejabat AS lainnya memberikan detail yang lebih rinci tentang peningkatan kekuatan Rusia yang berkelanjutan, penilaian AS tentang prospek perang, dan pandangan AS tentang pendekatan Putin terhadap krisis.

Para pejabat mengulangi apa yang dikatakan pejabat administrasi Biden lainnya selama berminggu-minggu - bahwa mereka tidak percaya Putin telah membuat keputusan akhir untuk menyerang Ukraina. 

Tetapi tampaknya pemimpin Rusia itu menetapkan niatnya dan menunggu sampai saat terakhir untuk memberikan lampu hijau untuk invasi.

Para pejabat menggambarkan disposisi pasukan Rusia yang telah dikerahkan menuju perbatasan Ukraina selama beberapa bulan terakhir.

Hal ini menciptakan apa yang para pejabat Barat lihat sebagai ancaman invasi skala penuh meskipun pernyataan berulang kali oleh pejabat senior Rusia bahwa mereka tidak bermaksud untuk menyerang tanpa alasan.

Pada hari Jumat (5/2/2022), tentara Rusia dilaporkan  telah menempatkan di dekat Ukraina total 83 "kelompok taktis batalion," yang masing-masing kira-kira setara dengan ukuran batalyon Amerika antara 750 dan 1000 tentara.

Itu adalah peningkatan dari 60 kelompok taktis batalyon yang ditempatkan hanya dua minggu lalu, kata mereka.

14 kelompok taktis batalyon lainnya sedang dalam perjalanan ke daerah perbatasan dari bagian lain Rusia, kata para pejabat. 

Dua pejabat mengatakan AS menilai bahwa Rusia akan menginginkan total antara 110 dan 130 batalyon kelompok taktis untuk digunakan dalam invasi skala penuh, tetapi Putin dapat memutuskan serangan yang lebih terbatas. 

Termasuk unit pendukung, Rusia mungkin bertujuan untuk menghadirkan 150 ribu tentara di tempat untuk invasi skala penuh, kata seorang pejabat.

Dia mmenambahkan bahwa penumpukan yang sedang berlangsung dapat mencapai tingkat itu dalam beberapa minggu ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: