Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

100 Ribu Tentara Terus Ditumpuk, Eropa Hadapi Ancaman Nyata dalam Beberapa Dekade

100 Ribu Tentara Terus Ditumpuk, Eropa Hadapi Ancaman Nyata dalam Beberapa Dekade Kredit Foto: Reuters/Oleksandr Klymenko
Warta Ekonomi, London -

Krisis Ukraina telah berkembang menjadi momen paling berbahaya bagi Eropa dalam beberapa dekade.

Hal tersebut diungkapkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (10/2/2022) saat berkunjung ke markas besar NATO di Brussel, Belgia.

Baca Juga: Barat Terus Usik Rusia, Bank di Amerika dan Eropa Terancam Menanggung Akibatnya

Di tengah kebuntuan, pasukan Rusia mengadakan manuver menyapu utara Ukraina di Belarus.

Itu adalah bagian dari penumpukan lebih dari 100 ribu tentara yang telah memicu ketakutan Barat akan invasi.

NATO juga telah meningkatkan pengerahan militer untuk memperkuat sayap timurnya, dengan AS mengirim pasukan ke Polandia dan Rumania. 

Sebuah jet Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang membawa 350 tentara mendarat Kamis di Polandia setelah sebelumnya  mengirim rudal anti-tank ke Ukraina untuk membantu meningkatkan pertahanannya.

“Ini mungkin momen paling berbahaya, saya akan mengatakan dalam beberapa hari ke depan, dalam krisis keamanan terbesar apa yang dihadapi Eropa selama beberapa dekade, dan kita harus memperbaikinya,” kata Johnson.

Johnson, yang kemudian terbang ke Warsawa untuk bertemu dengan perdana menteri Polandia, mengatakan dia yakin Presiden Vladimir Putin belum memutuskan apa yang mungkin dia lakukan dengan Ukraina.

Akan tetapi Johnson menambahkan bahwa Barat harus menggunakan “sanksi dan tekad militer ditambah diplomasi.”

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dia mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengulangi undangan untuk serangkaian pembicaraan tentang peningkatan keamanan Eropa.

Lavrov menetapkan nada tegas untuk pembicaraannya di Moskow dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, yang sekali lagi memperingatkan Rusia bahwa menyerang tetangganya akan “memiliki konsekuensi besar dan membawa biaya besar.” 

Dia mendesak Kremlin untuk mematuhi perjanjian internasional yang berkomitmen untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Ukraina.

Rusia sendiri mengatakan tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina tetapi ingin Barat menjauhkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya dari NATO. 

Negara itu juga ingin NATO menahan diri dari menyebarkan senjata di sana dan menggulingkan pasukan aliansi dari Eropa Timur. AS dan NATO dengan tegas menolak tuntutan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: