Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Bebaskan Pengembang Gunakan Beragam Teknologi dalam Lelang Konversi PLTD

PLN Bebaskan Pengembang Gunakan Beragam Teknologi dalam Lelang Konversi PLTD Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) memberikan kebebasan bagi pengembang yang mengikuti lelang konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menggunakan beragam teknologi.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, mengatakan bahwa saat ini PLN tengah melakukan proses pengadaan atau lelang program konversi PLTD di sejumlah wilayah. Pada proses tersebut, PLN mendorong kompetisi dan inovasi dalam proses pengadaan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sehingga infrastruktur yang dimiliki berkualitas baik.

Baca Juga: Sinergi BUMN Amankan Pasokan Batu Bara, PLN Teken HoA dengan PTBA dan KAI

"PLN tidak akan membatasi teknologi yang digunakan, silakan berkompetisi dengan baik," ujar Wiluyo dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (18/2/2022).

Wiluyo mengatakan, dibukanya kesempatan penggunaan teknologi pada PLTS dan baterai akan memberikan ruang bagi pengembang untuk membawa teknologi-teknologi baru.

Hal ini bertujuan untuk lebih banyak pengembang dan tidak terbatas pada teknologi battery VLRA ataupun lithium, tetapi juga teknologi baru seperti vanadium redox flow battery yang berkembang menjadi salah satu alternatif bagi baterai skala besar. PLN pun berkomitmen memenuhi ketentuan TKDN dalam pengembangan EBT khususnya pada konversi PLTD ke PLTS tersebut.

"PLN memberikan kesempatan barang jasa dalam negeri digunakan pada proyek tersebut sehingga industri nasional tidak hanya menjadi penonton," ujarnya. 

Wiluyo juga meminta kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk dapat menjembatani komunikasi dengan Kementerian Perindustrian sehingga ada fleksibilitas tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Ketentuan TKDN yang ada saat ini tidak perlu dihilangkan, kita dukung industri nasional, tetapi PLN berharap Kadin dapat menjembatani diskusi dengan Kementrian Perindustrian sehingga ada fleksibilitas TKDN terutama dalam konteks program dedieselisasi ini," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, PLN akan melakukan konversi 499 Megawatt (MW) PLTD menjadi pembangkit yang ramah lingkungan melalui mekanisme hybrid dengan PLTD eksisting.

Program konversi PLTD ke EBT ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, PLN akan mengonversi sampai dengan 250 MW PLTD yang tersebar di beberapa titik di Indonesia. PLTS tersebut menjadi baseload sehingga ada tambahan baterai agar pembangkit bisa nyala 24 jam.

Dengan konversi ke PLTS dan baterai, kapasitas terpasang di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 Mega Watt Peak (MWp) sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional.

Dalam tahap dua, PLN akan mengonversi PLTD sisanya sekitar 249 MW dengan pembangkit EBT lainnya, sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.

"Adanya program konversi ini diharapkan dapat menurunkan pemakaian BBM, menurunkan emisi CO2, serta meningkatkan bauran energi baru terbarukan di PLN," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: