Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimisme dari Vaksin Booster, Pertumbuhan Ekonomi DKI Diprediksi Capai 6%

Optimisme dari Vaksin Booster, Pertumbuhan Ekonomi DKI Diprediksi Capai 6% Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi lembaga non rumah tangga serta ekspor.

Menurutnya, pada triwulan ke IV tahun 2021, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta tumbuh 3,64% Year Over Year (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yakni 2,34% yoy.

"Konsumsi rumah tangga pada triwulan ke empat itu tumbuh 3,65 persen, sejalan dengan optimisme masyarakat yang juga tercermin dari survey konsumen Bank Indonesia yang mencapai level optimis pada triwulan IV  2021. Peningkatan konsumsi ini juga terindikasi dari penjualan mobil di Jakarta yang mencapai 61,9 % yoy. Selain konsumsi, realisai investasi dalam negeri yang tumbuh luar biasa," kata Onny dalam acara Bincang Media Virtual, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Onny menjelaskan, bahwa perekonomian di DKI Jakarta diperkirakan akan tumbuh tinggi di kisaran 5,3%-6,1% pada tahun 2022.

Pertumbuhan ini seiring dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19 dan akselerasi vaksinasi termasuk booster. Sehingga diperkirakan akan lebih meningkatkan mobilitas masyarakat, dan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi.

"Kami perkiranan pada 2022 ekonomi Jakarta tumbuh di kisaran 5,3%-6,1%. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, yang sekitar 3,34 %. Dan inflasi tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari 2021, seiring dengan pertumbuhan yang meningkat. Namun masih tetap berada dikisaran 2-4%," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra menyatakan, inflasi di DKI Jakarta akan meningkat pada tahun 2022.

Karena menurutnya, mesin ekonomi di negara maju seperti Amerika dan China sudah mulai berjalan. Sehingga berdampak pada komoditas-komoditas yang berpengaruh di Indonesia, antara lain komoditas yang berbasis sumberdaya alam.

Selain itu, Endang juga menegaskan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Perdagangan untuk lebih aktif dalam mengendalikan harga di DKI Jakarta dengan sebaik-baiknya.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan dinas perdagangan. Kami di BI selaku tim pengendali inflasi daerah tetap bekerjasama untuk aktif mengendalikan harga di DKI dengan sebaik-baiknya," tuturnya.

"Alhamdulillah di DKI ini pengendalian inflasinya sangat dibantu oleh BUMD pangan. BUMD tersebut menjadi salah satu kontributor utama pengendalian dan stabilisasi harga di DKI Jakarta. Kunci pengendalian inflasi di Indonesia juga berada di Jakarta," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: