Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Penyakit Demensia: Sequis Gelar Webinar untuk Edukasi Nasabah & Masyarakat

Waspada Penyakit Demensia: Sequis Gelar Webinar untuk Edukasi Nasabah & Masyarakat Kredit Foto: Sequis Life
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demensia umumnya terjadi pada lansia yang berusia di atas 65 tahun. Adanya faktor risiko lainnya seperti hipertensi, diabetes, riwayat cedera kepala, obesitas, hiperkolesterol juga dapat menjadi faktor pemicu lansia mengalami Demensia Alzheimer.

Fakta ini mendorong Sequis memberikan edukasi melalui webinar Life Talk with Sequis Alzheimer & Dementia for Elderly (18/02) untuk berbagi pengetahuan tentang tindakan preventif, pengobatan penyakit Demensia Alzheimer, dan cara membangun pola hidup berkualitas bagi ODD & caregiver dengan menggandeng Alzheimers Indonesia (ALZI) dan pembicara ujar dokter Spesialis Saraf & Champion ALZI, dr. Sheila Agustini, Sp.S yang dihadiri oleh 400 peserta.

Baca Juga: SOFI dari Sequis: Asuransi Penyakit Kritis dengan Proteksi Pasti & Premi Kembali

"Gejala awal dari Demensia Alzheimer adalah kepikunan, lupa meletakan barang pribadinya, mengalami perubahan emosi dan perilaku yang cukup signifikan, dan ada juga sampai lupa arah jalan pulang ke tempat tinggalnya. Jika mendapati sejumlah gejala tersebut, sebaiknya dilakukan pemeriksaan skrining Demensia, yaitu MMSE (Mini Mental State Examination)," ujar dr. Sheila dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

MMSE, jelas dr. Sheila lebih lanjut, adalah pemeriksaan fungsi kognitif sebagai deteksi dini untuk mengetahui apakah sudah terjadi penurunan fungsi kognitif atau Demensia. Mereka yang sehat akan memberikan hasil normal, sedangkan pada ODD akan terdeteksi penurunan skor.

Mengingat biaya perawatan yang tidak sedikit dan tahapan pengobatannya cukup kompleks, dr. Sheila menganjurkan masyarakat melakukan tindakan preventif dengan menjalankan pola hidup sehat termasuk mengonsumsi diet nutrisi seimbang, menghindari rokok dan alkohol, istirahat cukup, rutin berolahraga, serta kelola stres.

Menurut dr. Sheila, Demensia Alzheimer berpotensi terjadi lebih cepat jika gaya hidup tidak sehat dan tidak diperbaiki. Ia pun menyarankan melakukan cek kesehatan berkala agar jika terdapat penyebab faktor penyakit degeneratif, dapat ditangani lebih dini sebelum menjadi pencetus penyakit kronis.

dr. Sheila menjelaskan bahwa ODD akan diberikan obat untuk penanganan farmakologi. Namun, pengobatan ini hanya untuk memperlambat penurunan fungsi otak saja, belum bisa untuk menyembuhkan. Jenis tata laksana lainnya adalah non-farmakologi (psikologis dan sosial), yaitu serangkaian terapi guna memberikan dukungan sosial serta aktivitas bermakna agar ODD tetap dapat menstimulasi otak serta meningkatkan kualitas hidupnya.

Salah satu dukungan sosial bagi ODD adalah bergabung dengan Komunitas ALZI untuk mendapatkan informasi dan dukungan komunitas bagi ODD dan keluarga. dr. Sheila juga menyinggung peranan keluarga untuk mendeteksi dini Demensia Alzheimer.

"Perlu kepekaan untuk merasakan perubahan dalam penurunan daya ingat pada anggota keluarga. Jika ada pengidap Demensia Alzheimer dalam keluarga, anggota keluarga lain harus menjadi support system untuk menjaga kualitas hidup ODD. Salah satunya dengan mengetahui lebih detail mengenai Demensia Alzheimer agar dapat mendampingi ODD dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan fisik dan mental dirinya sendiri," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: