Ingin Pemilu 2024 Ditunda, Tiga Partai Pencetusnya Dinilai Sedang Tidak Percaya Diri
Sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golongan Karya (Golkar) yang menginginkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 diundur dinilai menjadi petunjuk ketiga partai anggota koalisi pendukung pemerintah itu tidak siap untuk berkompetisi.
"Secara kalkulasi politik praktis, sikap Ketum PKB, Ketum Golkar, dan Ketum PAN (ingin pemilu ditunda) sebenarnya mempresentasikan rendahnya kepercayaan diri mesin politik mereka dalam menghadapi pemilu mendatang," ujar Direktur Eksekutif IndoStrategic Achmad Khoirul Umam kepada redaksi, Sabtu (26/2/2022).
Baca Juga: Terkait Penundaan Pemilu 2024, Yusril Ihza Mahendra: Kita Wajib Menjunjung Hukum dan Konstitusi
Menurutnya, menunda pemilu menjadi semacam politik buying time atau mengulur waktu yang dilakukan PKB, PAN dan Golkar sehingga ketiganya dapat menyusun kekuatan baru.
"Jadi, skema buying menjadi pilihan rasional bagi mereka, sementara partai-partai yang merasa sudah siap bertarung di 2024 seperti Gerindra, Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS, dengan tegas menolak (pemilu ditunda)," kata Achmad.
Dia mengingatkan penegakan konstitusi membutuhkan kedisiplinan dan ketertiban meski bisa saja pemilu ditunda presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu).
Achmad juga mengingatkan menunda pemilu dapat menimbulkan dampak yang bersifat strategis di mana konstitusi dan kebijakan publik rentan dibajak kepentingan elit.
Menurut dia, sejauh ini sikap politik PDIP yang menolak pemilu diundur patut diapresiasi. Namun demikian masyarakat sipil tetap harus waspada dengan sikap banteng moncong putih.
"Apakah sikap politik PDIP ini rerpresentasi kejujuran ataukah bermain watak? Benarkah statement Sekjen PDIP yang menolak wacana penundaan pemilu ekspresi komitmen pada demokrasi? Atau hanya bermain cantik agar tidak dipandang sebagai sponsor utama dari agenda politik yang melemahkan pilar-pilar demokrasi?" demikian kata Achmad Khoirul Umam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar