Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Penurunan Stunting, Menko PMK: Dokter Keluarga Diminta Sosialisasi pada Catin

Dorong Penurunan Stunting, Menko PMK: Dokter Keluarga Diminta Sosialisasi pada Catin Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan stunting menjadi salah satu program pembangunan manusia di sektor yang paling hulu. Karenanya, seluruh pemangku kepentingan harus semaksimal mungkin dalam menjalankan peran demi mempercepat penurunan stunting hingga mencapai target 14% di tahun 2024.

Muhadjir menyebut dokter keluarga memiliki peran sangat penting dalam upaya menurunkan stunting. Di samping memastikan kesehatan keluarga juga dapat ikut memberikan penyuluhan dan sosialisasi bagi para calon pengantin.

Baca Juga: Entaskan Stunting di NTB, PPI gelontorkan Dana Rp500 Juta

“Persoalan stunting ini kompleks dan memerlukan banyak perhatian. Peranan dokter keluarga diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan stunting, tapi kalau bisa juga sampai persiapan perkawinan itu,” ujar Menko PMK saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Ikatan Dokter Indonesia dengan tema Peran Dokter Keluarga Indonesia dalam Konvergensi PASTI (Penurunan Angka Stunting di Indonesia), Sabtu (5/3/2022).

Muhadjir menyatakan bahwa pemerintah kini tengah merancang program sertifikasi pranikah. Seluruh pihak termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat turut terlibat dalam proses implementasi kebijakan program tersebut.

“Dalam hal ini, setiap daerah agar ada pendampingan oleh para dokter keluarga sehingga ini akan memperkuat upaya kita untuk memberikan intervensi dalam penurunan stunting,” ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagaimana diketahui, Presiden telah menginstruksikan dalam kurun satu tahun penurunan stunting harus bisa mencapai 3 sampai 3,5%. Sementara data menunjukkan, penurunan prevalensi stunting belum terlalu signifikan sejak 2013 yaitu 37,2%, 2018 (30,8%), 2019 (27,7%), 2020 (26,9%), dan 2021 (24,4%).

Muhadjir menekankan bahwa penurunan stunting merupakan persoalan nasional yang sangat mendesak dan penting diselesaikan untuk mempersiapkan generasi emas di 2045. Tentunya, generasi yang betul-betul bisa diandalkan, lebih berkualitas, lebih cerdas, dan lebih sehat dibandingkan generasi sebelumnya.

“Agar kita bisa mencapai target itu memang dibutuhkan effort yang jauh lebih keras. Termasuk dokter keluarga yang juga harus memiliki langkah-langkah terobosan yang inovatif sehingga target 14% RPJMN serta instruksi presiden dapat terpenuhi,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: