Yayasan Jiva Svastha Soroti Ketimpangan Akses Air Bersih dan Gizi

Yayasan Jiva Svastha Nusantara memulai rangkaian penyuluhan dan edukasi di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sebagai bagian dari komitmen menurunkan angka stunting nasional. Program ini menempatkan isu kualitas air minum sebagai fokus utama pencegahan.
Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah kelurahan dan sejalan dengan target pemerintah menurunkan prevalensi stunting nasional menjadi 14,2% pada 2029 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Saat ini, angka stunting nasional masih berada di 19,8%, dengan 44 balita tercatat mengalami stunting di Lenteng Agung.
Ketua Program PT Yapindo sekaligus Ketua Kerja Sama Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si, menegaskan bahwa kualitas air minum berperan besar dalam tumbuh kembang anak.
“Sekitar enam juta anak di dunia meninggal karena diare, dan 42% kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh penyakit yang sama. Ini bukan sekadar soal air, tapi menyangkut hak dasar manusia,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng BKKBN, PTPN I Luncurkan Program Cegah Stunting di Bandung
Menurut Lucy, infeksi saluran pencernaan akibat air tercemar dapat memicu kondisi protein-losing enteropathy yang membuat tubuh kehilangan protein penting, meski anak mendapat asupan gizi cukup. Hal ini memicu siklus malnutrisi dan meningkatkan risiko stunting.
Kondisi sanitasi buruk juga membahayakan ibu hamil. Paparan patogen dalam lingkungan kotor berisiko menyebabkan hepatitis E yang dapat memicu kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan rendah—dua faktor utama penyebab stunting sejak dalam kandungan.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Kebijakan Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Surya Putra, menyoroti lemahnya pengawasan terhadap depot air minum isi ulang yang menjadi sumber utama konsumsi rumah tangga.
“Di Bandung, 74% depot air minum isi ulang terkontaminasi E. coli dan coliform. Ini menunjukkan perlunya perbaikan serius dalam praktik usaha dan regulasi,” katanya.
Baca Juga: Bantu Penanganan Stunting, PNM Lindungi 7.000 Anak Prasejahtera
Menurutnya, regulasi yang ada saat ini belum cukup kuat untuk menjamin kualitas air aman. Minimnya sanksi dan lemahnya pengawasan membuat implementasi teknis seperti uji laboratorium dan kebersihan depot tidak berjalan optimal.
Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif swasta dan masyarakat sipil, sangat penting agar edukasi berjalan efektif dan tidak hanya bergantung pada bantuan langsung.
Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelide, menegaskan bahwa air berkualitas adalah hak warga negara.
“Kami akan terus memperluas kegiatan edukasi dan mendorong pemerintah memperkuat regulasi yang melindungi masyarakat,” ujarnya.
Melalui program ini, Yayasan Jiva Svastha Nusantara berharap masyarakat semakin sadar bahwa kualitas air berpengaruh langsung terhadap risiko stunting, dan mendorong terciptanya lingkungan sehat demi masa depan anak-anak Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement