Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak! Ini 6 Skenario Jika Barat Larang Impor Minyak Rusia

Simak! Ini 6 Skenario Jika Barat Larang Impor Minyak Rusia Kredit Foto: Reuters/Ernest Scheyder

Pukulan Pertumbuhan 

Pelarangan impor minyak Rusia akan semakin memperlambat pemulihan global dari pandemi Covid-19. Perhitungan awal oleh European Central Bank (ECB) menunjukkan, perang dapat memotong pertumbuhan zona euro sebesar 0,3 hingga 0,4 poin persentase tahun ini dalam skenario dasar dan 1 poin persentase jika terjadi guncangan parah. 

Dalam beberapa bulan mendatang, ada risiko stagflasi yang tinggi atau pertumbuhan kecil hingga minimal ditambah inflasi tinggi. Namun selanjutnya, pertumbuhan zona euro kemungkinan akan tetap kuat, bahkan jika harga komoditas terbukti menjadi hambatan.

Di AS, The Fed memperkirakan, setiap kenaikan 10 dolar per barel pada harga minyak, memangkas pertumbuhan 0,1 poin persentase. Sementara di Rusia, dampak atau guncangannya kemungkinan lebih besar dan segera. JP Morgan memperkirakan, larangan impor minyak akan menyebabkan perekonomian Rusia berkontraksi sebesar 12,5 persen. 

Dampak Bank Sentral 

Untuk US Federal Reserve, dampak inflasi telah terbukti terlalu besar. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, suku bunga perlu naik bulan ini, menambah tekanan pada pihak peminjam.

Bagi ECB, urgensi tindakan kebijakan tidak terlalu akut karena pasar tenaga kerja masih menikmati kapasitas cadangan serta hanya ada sedikit inflasi yang tumbuh di dalam negeri.

"Tidak ada yang bisa secara serius mengharapkan ECB untuk mulai menormalkan kebijakan moneter pada saat ketidakpastian yang tinggi," ujar ekonom ING, Carsten Brzeski. 

Substitusi 

Dengan permintaan bahan bakar fosil yang pulih dari pandemi, tapi pasokan di seluruh dunia masih terbatas, para pembuat kebijakan akan berada di bawah tekanan untuk mendukung energi hijau.

"Akan ada seruan kembali pada inisiatif hijau dalam jangka pendek guna membalikkan kontraksi yang telah kita lihat dalam pasokan bahan bakar fosil," kata analis investasi dan pasar di Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: