Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Masih Mau Koalisi Kembali dengan Gerindra?

PKS Masih Mau Koalisi Kembali dengan Gerindra? Kredit Foto: Antara/HO/Indonesia Defense Magz/pras
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berterus terang telah membidik sejumlah nama tokoh untuk diusung sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden, di antaranya Anies Baswedan yang sekarang menjabat Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar Pranowo yang sekarang sebagai Gubernur Jawa Tengah. 

Namun, sebagaimana dikatakan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dalam wawancara eksklusif dengan The Interview di Jakarta, Rabu, 9 Maret 2022, PKS menyadari harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung pasangan capres-cawapres, terutama kalau syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) masih 20 persen.

Baca Juga: Diungkap PKS! Ternyata Anies Baswedan Masuk List Capres 2024

Berdasarkan hasil pemilu 2019, perolehan suara nasional PKS hanya 8.21 persen, yang berarti memerlukan lebih dari sebelas persen suara untuk pencalonan. Syarat itu dapat dipenuhi melalui koalisi atau gabungan beberapa partai politik.

Meski mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai lain untuk menjajaki peluang koalisi, Salim tak menyebut nama Partai Gerindra, partai yang dalam dua kali pemilu presiden--2014 dan 2019--menjadi teman koalisi.

Ketika ditanya tentang peluang untuk mempertahankan koalisi dengan Gerindra, Salim menjawab, "Kita lihat nanti, apakah masih bisa dipertahankan, ataukah sudah tidak ada lagi pertahanan di situ". Lagi pula, katanya, "kita sudah ditinggal juga 'kan. Kita ditinggal sendirian". 

Salim mengulas sedikit saat-saat Partai Gerindra memutuskan untuk mengakhiri jalinan koalisi dengan PKS beberapa bulan setelah pemilu 2019. 

Baca Juga: Airlangga Hartarto-Surya Paloh Bertemu, Tiba-Tiba Muncul Kabar Pemerintah Akan..

Pimpinan Partai Gerindra, katanya, memang berkomunikasi dengan pimpinan PKS untuk memberitahukan langkah mereka bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo waktu itu.

"Komunikasi ada. Namanya juga sama-sama di [pemilu presiden] 2019. Berdiskusi. Ngobrol. Ya, namanya partai, masing-masing punya strategi, punya tim, punya perencanaan--ya, bebas," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: