Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Nyanyian' Luhut Bikin Geger! Jubir PKS: Mengonfirmasi Dirinya Master Mind Isu Penundaan Pemilu

'Nyanyian' Luhut Bikin Geger! Jubir PKS: Mengonfirmasi Dirinya Master Mind Isu Penundaan Pemilu Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Maritim | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara (Jubir) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid, menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan terkait klaim big data aspirasi masyarakat yang menginginkan penundaan pemilu 2024. Menurutnya, klaim big data tersebut kian menguatkan tudingan selama ini yang mengatakan bahwa Luhut di balik isu penundaan pemilu 2024.  

"Itu secara tidak langsung mengonfirmasi beliau adalah master mind isu penundaan pemilu," kata Kholid dilansir dari Republika, Sabtu (12/3). 

Dirinya juga mempertanyakan big data yang dimaksud Luhut. Selain itu, sumber dan metodologinya juga dinilai tidak jelas. Sehingga, menurutnya, pernyataan big data tersebut hanyalah klaim sepihak Luhut.

Baca Juga: Pak Jokowi Sebentar Lagi Bulan Puasa, Dapur Harus Tetap Ngebul, Tolong Urus Masalah Minyak Goreng Cs

"Jadi, klaim big data itu hanya cara pemerintah menjustifikasi penundaan pemilu saja," ujarnya.

Dia mengatakan, sebagai pemimpin seharusnya Luhut bersikap negarawan. Luhut diminta, memberikan masukan yang bijaksana kepada Presiden Jokowi.

"Jangan terlalu prematur dengan klaim big data yang tidak jelas sumber data dan metodologinya sudah dibuat menggiring opini publik untuk menunda pemilu. Ini sikap yang oportunis dan pragmatis," ucapnya. 

Sebelumnya, Luhut menyebut, memilki big data aspirasi masyarakat di media sosial terkait pemilu 2024. Dirinya mengklaim, memiliki 110 juta big data dari berbagai media sosial.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.

Dari data itu, Luhut menjelaskan, bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang serta menginginkan agar kondisi ekonomi ditingkatkan. Selain itu, masyarakat juga ingin politik ke depan membuat suasana seperti pemilu 2019 lalu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: