Iran Mulai Gak Tenang, Amerika Mulai Pasang Badan dan Tebar Ancaman Ngeri
Amerika Serikat mengutuk keras atas serangan rudal balistik Iran terhadap Irak, pada Minggu (13/3/2022).
Serangan rudal tersebut salah satunya menyasar konsulat AS dan otoritas Kurdistan.
Baca Juga: Rudal Iran Bikin Fasilitas Israel Hancur Lebur, Bisa Perang Besar Jika Situasi...
Garda Revolusi Iran mengaku bertanggung jawab atas belasan rudal balistik yang menghantam Ibu Kota Kurdistan, Erbil.
Dilansir Reuters, Senin (14/3/2022), AS siap membantu Irak meningkatkan kemampuan pertahanan rudal mereka.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan tidak ada warga AS yang menjadi korban.
Sekaligus tidak ada fasilitas AS yang rusak dalam serangan itu.
Dia mengatakan AS akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warganya, kepentingannya dan sekutunya.
"Kami sedang berkonsultasi dengan Pemerintah Irak dan otoritas Kurdistan untuk membantu mereka mendapatkan kemampuan pertahanan terhadap rudal," kata Sullivan dalam pernyataannya.
AS juga berjanji akan mendukung Baghdad dan semua otoritas daerah di Irak untuk menghadapi ancaman Iran.
"Kami akan mendukung Pemerintah Irak untuk meminta pertanggungjawaban Iran, dan mitra-mitra kami di Timur Tengah dalam menghadapi ancaman serupa dari Iran," tegas dia.
Sullivan menerangkan saat ini negosiasi perjanjian nuklir dengan Iran berjalan buntu, Sullivan.
"Para perunding telah kembali ke ibu kota masing-masing dan kami akan melihat apa yang terjadi nanti pada diplomasi perjanjian nuklir itu," jelasnya.
Dia menambahkan Presiden Joe Biden tetap berkomitmen kuat untuk menghentikan program senjata nuklir Iran.
"Satu-satunya hal yang lebih berbahaya daripada rudal balistik dan kemampuan militer canggih Iran adalah kemampuannya memiliki itu semua dan (juga) senjata nuklir," ungkap Sullivan.
Sebelumnya, pasukan AS yang menempati kompleks Bandara Internasional Erbil juga pernah diserang oleh roket dan pesawat nirawak (drone), yang menurut Washington dilakukan oleh kelompok milisi dukungan Iran.
Namun serangan semacam itu tidak terjadi lagi dalam beberapa bulan terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: